Bocah 1 Tahun Tewas karena Overdosis Fentanil di Penitipan Anak, Polisi Temukan Hal Mengejutkan
Seorang bocah berusia satu tahun di Kota New York, Amerika Serikat tewas setelah mengalami overdosis akibat fentanil di penitipan anak.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah berusia satu tahun bernama Nicholas Dominici ditemukan tewas di penitipan anak Kota New York, Amerika Serikat.
Bocah tersebut tewas akibat overdosis fentanil, jenis narkotika paling berbahaya.
Selain Dominici, tiga anak lainnya harus dilarikan ke rumah sakit setelah terpapar narkoba kuat di pusat penitipan anak di Bronx.
Dikutip dari BBC, pihak kepolisian meyakini keempat anak tersebut, yang berusia antara delapan bulan hingga dua tahun, menghirup fentanil di kamar bayi.
Tiga anak diberi Narcan, obat darurat yang digunakan untuk membalikkan overdosis opioid.
Ayah Dominici, Otoniel Feliz masih memproses kematian anaknya yang masih kecil.
Baca juga: Korea Selatan Gerebek Pangkalan Militer AS, 17 Tentara Diselidiki atas Kasus Narkoba
"Saya mencintainya, saya merindukannya, saya ingin dia kembali," ungkap Feliz.
"Tetapi tidak ada yang bisa mengembalikan anakku," lanjutnya.
Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan 1 kg fentanil yang disimpan di bawah tikar, tempat anak-anak tidur.
Penyidik juga diduga menemukan tiga mesin press yang digunakan untuk mengemas berkilo-kilo narkoba.
Pemilik penitipan anak, Grei Mendez (36) dan penyewanya, Carlisto Acevedo Brito (41) menghadapi dakwaan federal atas kepemilikan narkotika.
Baca juga: Biden: Donald Trump akan Sujud pada Diktator Putin jika Menang Pilpres AS 2024
"Mereka didakwa dengan maksud untuk mendistribusikannya yang mengakibatkan kematian dan konspirasi untuk mendistribusikan narkotika yang mengakibatkan kematian," kata Jaksa AS di Manhattan, Damien Williams.
"Kami menuduh para terdakwa meracuni empat bayi, dan membunuh salah satu dari mereka, karena mereka menjalankan operasi narkoba dari sebuah pusat penitipan anak," lanjutnya.
"Pusat penitipan anak – tempat di mana anak-anak harus dijaga dengan aman, tidak dikelilingi oleh obat-obatan yang dapat membunuh mereka dalam sekejap," pungkasnya.
Polisi mengatakan obat-obatan terlarang yang ditemukan di tempat penitipan anak bisa membunuh 500.000 orang.
Fentanyl, obat penghilang rasa sakit sintetis yang 50 kali lebih kuat daripada heroin, dituding sebagai penyebab meningkatnya kematian akibat narkoba di AS.
Baca juga: Wanita AS Pecahkan Rekor Rambut Mullet Terpanjang di Dunia
Kepolisian Temukan Banyak Obat-obatan di Dalam Lantai
Pihak kepolisian New York, Amerika Serikat menemukan lantai yang berisikan banyak sekali obat-obatan, termasuk fentanil.
Dikutip dari CNN, narkoba itu ditemukan Rabu di lantai di bawah area bermain tengah setelah pihak berwenang mendapat surat perintah penggeledahan.
Narkoba tersebut memiliki berat sekitar delapan hingga 10 kg dan dibungkus dalam bentuk batu bata, menurut seorang pejabat penegak hukum.
Baca juga: Majelis Umum PBB: Presiden AS Joe Biden Berpidato soal Perang, Delegasi Rusia Sibuk Main HP
Polisi mengatakan, mereka juga menemukan narkotika lain, meski tidak merinci jenisnya, serta alat pemberi obatnya.
Foto-foto yang dirilis oleh NYPD tentang lantai itu menunjukkan apa yang tampak seperti pintu kayu darurat terbuka dan barang-barang terbungkus dalam tas di papan lantai.
Dewan juri Kota New York melakukan pemungutan suara pada hari Kamis untuk mendakwa Grei Mendez dan Carlisto Acevedo Brito, dua tersangka dalam insiden overdosis fentanil.
Mendez dan Brito, bersama dengan rekan konspirator lainnya menjalankan bisnis distribusi fentanil dari gedung tempat penitipan anak tersebut berada.
Penyelidik yakin para tersangka adalah distributor obat-obatan tingkat menengah yang bertugas memotong fentanil dengan obat-obatan lain atau barang-barang rumah tangga termasuk bedak bayi.
Baca juga: Armenia Minta AS Campur Tangan Hadapi Peperangan dengan Azerbaijan
Penyelidik mengatakan mereka sedang mencari tersangka laki-laki ketiga yang diyakini sebagai suami Mendez.
Tersangka, yang belum disebutkan namanya, muncul dalam video meninggalkan pusat penahanan sambil memegang kantong plastik yang diduga mengandung fentanil, kata pihak berwenang.
Menurut dokumen pengadilan, Brito adalah sepupu suami Mendez dan seorang penyewa yang tinggal di kamar tidur di tempat penitipan anak.
Baik Mendez dan Brito menghadapi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan federal.
Kedua tersangka sebelumnya didakwa di pengadilan negara bagian dengan tuduhan pembunuhan, pembunuhan tidak disengaja, penyerangan, membahayakan kesejahteraan anak-anak dan kepemilikan kriminal atas zat yang dikendalikan, menurut dokumen pengadilan.
(Tribunnews.com/Whiesa)