Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemindai dan Rudal Canggih NATO di Balik Serangan Ukraina ke Markas Besar Armada Laut Hitam Rusia

Serangan ke markas berkas Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol Krimea adalah serangan terpadu, berkat pemindai dan rudal canggih NATO

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemindai dan Rudal Canggih NATO di Balik Serangan Ukraina ke Markas Besar Armada Laut Hitam Rusia
Telegram
Asap mengepul dari Markas Besar Angkatan Laut Hitam Rusia setelah terkena serangan rudal Ukraina di Sevastopol, Krimea pada Jumat (22/9/2023). 

Pemindai dan Rudal Canggih NATO di Balik Serangan Ukraina ke Markas Armada Laut Hitam Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Pihak Rusia langsung mencurigai ada peran NATO di balik serangan rudal yang mereka sebut berasal dari pihak Ukraina ke Markas besar Armada Laut Hitam Rusia di kota pelabuhan Sevastopol, Krimea, Jumat (22/9/2023).

Keterlibatan NATO, menurut pihak Rusia, menggunakan sejumlah peralatan tempur canggih dan modern berupa pemindai dan rudal jelajah untuk menetapkan lokasi tersebut sebagai target serangan.

Sebuah ulasan di media pemerintah Rusia, Sputnik, memberikan ulasan yang mencantumkan analisis dari seorang pakar militer, Vasily Dandykin, seorang kapten cadangan peringkat 1 pasukan Rusia dan ahli militer.

Baca juga: Rusia Vs NATO, Siapa Menang Jika Perang Terbuka Pecah? Ini Perbandingan Kekuatan Militernya

Pakai Rudal Storm Shadow atau SCALP

Vasily Dandykin memprediksi, markas besar Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol dihajar oleh rudal Strom Shadows Inggris atau rudal SCALP Perancis.

Kedua rudal ini, meski memiliki sejumlah perbedaan, memiliki karakteristik yang sama, khususnya terkait daya jelajah dan pemandu sasaran.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, dalam serangan tersebut, menjatuhkan sebanyak lima rudal.

Berita Rekomendasi

Pada kenyataannya, ada sejumlah rudal yang berhasil menembus sistem pertahanan udara Rusia dan menghantam sasaran.

“Ukraina kebanyakan menyerang dengan Storm Shadows, mereka buatan Inggris, kemungkinan besar mereka juga (memakai rudal) Prancis, mereka pada dasarnya identik dan hampir identik di antara SCALP Prancis (dengan Storm Shadow Inggris),” kata Dandykin dilansir Sputnik, Jumat.

Seorang anggota militer berjalan melewati rudal MBDA Storm Shadow/Scalp di Farnborough Airshow, barat daya London, pada 17 Juli 2018.
Seorang anggota militer berjalan melewati rudal MBDA Storm Shadow/Scalp di Farnborough Airshow, barat daya London, pada 17 Juli 2018. (BEN STANSALL / AFP)

Amerika Serikat, selaku ketua kelas NATO, kata dia, kemungkinan belum andil dalam serangan terbaru tersebut lantaran belum mengirimkan Army Tactical Missile System (ATACMS) mereka ke Kiev.

“Amerika belum mengirimkan rudal balistik mereka dengan jarak tembak 300 kilometer. Rudal-rudal ini [Storm Shadow] cukup berbahaya, mereka menghantam Jembatan Chongarsky dua kali; mereka menghantam fasilitas Rusia di Sevastopol. Tujuh ditembak jatuh, tiga menembus (sistem pertahanan udara)," kata dia.

Meski begitu, AS disebut-sebut juga punya peran penting dalam serangan terpadu ke arah Markas Besar Armada Laut Hitam Rusia.

Saluran telegram Geopolitic Live melansir, sejumlah pesawat pengintai canggih AS terlihat berada di sekitar Laut Hitam saat serangan terjadi.

Manuver jet pengintai jenis Poseidon P-8A milik Angkatan Laut AS memantik amarah Presiden China Xi Jinping.
Manuver jet pengintai jenis Poseidon P-8A milik Angkatan Laut AS . (Military.com)

"Selama serangan rudal Ukraina di Sevastopol, sebuah pesawat pengintai Boeing P-8A Poseidon milik Angkatan Laut AS berlokasi di wilayah pantai Laut Hitam.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas