Rusia Siapkan Serangan Besar, Tentara Bayaran Grup Wagner Kembali ke Ukraina Timur
Segera setelah menandatangani kontrak militer, pasukan tentara bayaran Grup Wagner ini dimobilisasi ke garis depan pertempuran front timur di Ukraina.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Rusia Siapkan Serangan Besar, Tentara Bayaran Grup Wagner Kembali ke Ukraina Timur
TRIBUNNEWS.COM - Para tentara bayaran Grup Wagner yang sebelumnya berbasis di Belarusia dilaporkan telah menandatangani kontrak dengan kementerian pertahanan Rusia.
Segera setelah menandatangani kontrak militer, pasukan tentara bayaran Grup Wagner ini dimobilisasi ke garis depan pertempuran front timur di Ukraina.
"Beberapa dari tentara bayaran ini juga telah dialihkan ke Afrika," menurut laporan publikasi Ukraina Pravda, mengutip Illia Yevlash, juru bicara Kelompok Pasukan Timur Ukraina.
Baca juga: Ini Dia Taktik dan Persenjataan Rusia yang Bisa Bikin Tank Abrams AS Milik Ukraina Jadi Besi Rongsok
Yevlash mencatat, tingkat ancaman pasukan tentara bayaran Wagner telah berkurang sejak kematian pemimpin utama mereka, Yevgeny Prigozhin, dalam kecelakaan pesawat bulan lalu.
“Mantan anggota perusahaan militer swasta Wagner kini sebenarnya hadir di wilayah Kelompok Pasukan Timur,” kata Yevlash.
“Mereka mengambil bagian dalam pertempuran. Secara khusus, mereka datang dari wilayah Belarusia, tempat mereka mendirikan kamp. Mereka sekarang dibubarkan.”
Dia menambahkan bahwa para prajurit ini telah bergabung dengan berbagai unit – beberapa di antaranya pergi ke Afrika.
Adapun sejumlah mantan tentara grup Wagner dilaporkan lebih memilih mengundurkan diri dari kontrak dengan kementerian pertahanan Rusia.
Meski begitu, mereka tetap berpartisipasi dalam perang dalam berbagai kapasitas, termasuk sebagai instruktur.
"Beberapa akan dikirim ke unit tempur reguler," katanya.
Indikasi Serangan Besar Rusia, Putin Beri Shoigu Deadline
Kehadiran tentara bayaran Wagner dari pengasingan di Belarusia kembali ke front pertempuran timur di Ukraina ini mengindikasikan Rusia menyiapkan serangan besar.
Serangan besar Rusia itu dimaksudkan untuk menghentikan operasi militer yang disebut Ukraina sebagai serangan balasan, counter offensive.
Merujuk kabar dari Institute for the Study of War, sebuah wadah pemikir berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, Presiden Rusia Vladimir Putin disebutkan telah memberi deadline waktu kepada menteri pertahanannya, Sergei Shoigu, hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.