Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Sudah Keluarkan Rp 1.162 T, Hanya 0,2 Persen Wilayah Ukraina yang Dibebaskan dari Invasi Rusia

perang justru menghasilkan keuntungan bersih sebesar 188 mil daratan Ukraina bagi Rusia meski AS sudah jor-joran dalam perang

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in AS Sudah Keluarkan Rp 1.162 T, Hanya 0,2 Persen Wilayah Ukraina yang Dibebaskan dari Invasi Rusia
AFP/MLADEN ANTONOV
Tank-tank Rusia berparade di akhir latihan militer Vostok 2018 yang digelar di dekat perbatasan China. 

AS Sudah Keluarkan Rp 1.162 T, Hanya 0,2 Persen Wilayah Ukraina yang Dibebaskan dari Invasi Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Hanya 0,2 persen wilayah Ukraina yang berpindah tangan sepanjang tahun ini.

Angka itu dilansir dari analisis The New York Times, merujuk data dari Institute for the Study of War, sebuah lembaga analis perang yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS).

Angka ini sangat kontras dengan tingginya intensitas pertempuran Rusia dan Ukraina di garis depan.

Baca juga: Rusia Rekrut Napi Jadi Umpan Peluru, Putin: Mereka yang Tewas di Ukraina Tebus Kesalahan Sepenuhnya

Masing-masing pihak, baik Rusia maupun Ukraina -dengan dukungan Barat- telah mengerahkan sumber daya yang sangat besar dalam konflik tersebut, termasuk tentara, uang, dan persenjataan.

Data ISW itu menyebut, dari 1 Januari hingga 25 September, Ukraina hanya merebut kembali wilayah seluas 143 mil persegi, sementara Rusia mengambil 331 mil persegi.

"(Secara akumulasi) perang justru menghasilkan keuntungan bersih sebesar 188 mil bagi Rusia," menurut surat kabar The New York Times.

Berita Rekomendasi

Sebagai catatan, area seluas 188 mil persegi setara dengan Albuquerque, kota terbesar di New Mexico, yang memiliki luas total 189,5 mil persegi, merujuk pada data Biro Sensus AS.

Sebaliknya, Ukraina secara total memiliki luas daratan sekitar 233.030 mil persegi.

Laporan tersebut menunjukkan Rusia menguasai sekitar 100 mil persegi per bulan pada awal tahun ini, bertepatan dengan serangan ofensif musim dinginnya untuk merebut wilayah timur Donbas.

Menurut data ISW yang dibagikan kepada Insider pada bulan Maret, Rusia memperluas wilayahnya di Ukraina sekitar 0,04 persen pada Februari 2023.

"Mereka terus membuat kemajuan hingga bulan Juni, ketika Ukraina membalikkan keadaan dengan memulai serangan balasannya," menurut laporan The New York Times tersebut.

"Hal ini mencapai puncaknya pada bulan Agustus, ketika paling sedikit wilayah yang berpindah tangan dalam beberapa bulan," katanya.

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) adalah sistem senjata artileri permukaan-ke-permukaan konvensional yang mampu menyerang sasaran jauh di luar jangkauan meriam, roket, dan rudal Angkatan Darat lainnya yang ada.
Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) adalah sistem senjata artileri permukaan-ke-permukaan konvensional yang mampu menyerang sasaran jauh di luar jangkauan meriam, roket, dan rudal Angkatan Darat lainnya yang ada. (Lockheedmartin)

Perang Habiskan Ribuan Triliun dan Ratusan Ribu Korban Jiwa

Analisis ini muncul setelah terjadinya pertempuran mematikan dan berdarah di garis depan dan puluhan miliar dolar yang dihabiskan sejak awal konflik.

"Sejak dimulainya perang, terdapat sekitar 500.000 korban militer," kata para pejabat AS kepada The New York Times pada bulan Agustus.

Rinciannya, sebanyak 300.000 orang berasal dari pihak Rusia dan 190.000 orang dari pihak Ukraina. Ini termasuk korban tewas dan luka-luka.

"Adapun Amerika telah mengeluarkan lebih dari $75 miliar atau setara Rp 1.162 Triliun bantuan kepada Ukraina sejak awal konflik," menurut Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia.

Pasukan Ukraina saat ini memfokuskan upaya mereka untuk menerobos garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat di wilayah pendudukan di Ukraina selatan dan timur.

"Namun perlambatan kemajuan di Ukraina disertai dengan risiko berkurangnya dukungan Barat karena kurangnya kemauan politik atau keengganan untuk menyediakan lebih banyak senjata, kata Marina Miron, peneliti pascadoktoral dalam studi perang di King's College London," kepada The Times.

“Rusia sedang mencoba menunggu sampai negara-negara Barat berbalik (menyetop memberi bantuan),” katanya.

(oln/tnyt/BI/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas