Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NATO Semaput, Inggris Ngos-ngosan, AS Kehabisan Uang, Ukraina Terancam Sendirian Lawan Rusia

Zelensky yang selama berbulan-bulan bergerilya mencari dukungan Barat, terancam menghadapi kenyataan kalau negaranya bakal sendirian lawan Rusia

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in NATO Semaput, Inggris Ngos-ngosan, AS Kehabisan Uang, Ukraina Terancam Sendirian Lawan Rusia
tangkaplayar skynews
KOLASE - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

NATO Semaput, Inggris Ngos-ngosan, AS Kehabisan Uang, Ukraina Terancam Sendirian Lawan Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Perang panjang yang sudah berlangsung selama 19 bulan antara Rusia dan Ukraina kini mulai berdampak pada negara-negara pendukung pemerintahan Kiev.

Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, mengakui kalau negara-negara Barat anggota mereka mulai kehabisan amunisi untuk diberikan ke Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Pengakuan itu diungkapkan langsung oleh pejabat paling senior di NATO, Laksamana Rob Bauer, sang ketua komite militer aliansi tersebut dalam Forum Keamanan di Warsawa, Polandia, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Inggris Ngos-ngosan, Akui Kehabisan Senjata Buat Dikirim ke Ukraina untuk Melawan Rusia

Secara terbuka, Laksamana Rob Bauer menyebut, kekuatan militer yang sudah dibangun oleh NATO selama bertahun-tahun, cenderung melemah saat mereka terus memberikan dukungan finansial dan militer terhadap Ukraina.

"Kami membutuhkan volume (produksi senjata) yang besar. Perekonomian liberal yang tepat waktu dan kita bangun dalam 30 tahun ini baik-baik saja, namun tidak bagi angkatan bersenjata ketika perang sedang berlangsung," katanya di Forum Keamanan di Warsawa, Polandia, Selasa (3/10/2023).

"Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari dan sebagian besar berasal dari NATO," lanjutnya.

BERITA REKOMENDASI

Ia mencatat, persediaan senjata dan amunisi NATO yang dikirim ke Ukraina telah terlihat dasarnya.

"Kami memberikan sistem senjata dan amunisi kepada Ukraina dan itu bagus, tapi kami tidak mengirimnya dari gudang yang penuh. Kami mengirimnya dari gudang yang setengah penuh atau kurang. Sekarang stok itu sudah habis," lanjutnya, dikutip dari BBC Internasional.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Anthony Rota (kiri) dan Ketua Senat Raymonde Gagne (kanan) mengambil bagian dalam upacara penandatanganan di Parliament Hill di OttawaOttawa, Kanada, pada 22 September. 2023.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Anthony Rota (kiri) dan Ketua Senat Raymonde Gagne (kanan) mengambil bagian dalam upacara penandatanganan di Parliament Hill di OttawaOttawa, Kanada, pada 22 September. 2023. (Patrick Doyle / POOL / AFP)

Pukulan Telak Bagi Ukraina

Pernyataan Rob Bauer ini seolah menjadi pukulan telak bagi pemerintah Ukraina yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelensky.

Zelensky yang selama berbulan-bulan bergerilya mencari dukungan Barat, sepertinya terancam menghadapi kenyataan kalau negaranya bakal sendirian menghadapi invasi Rusia.

Selama perang 19 bulan ini, Ukraina dilaporkan menerima miliaran dolar AS (ribuan triliun rupiah) dalam bentuk bantuan militer dan kemanusiaan dari negara Barat dalam menghadapi militer Rusia.

Tercatat, empat negara NATO menjadi pendukung terbesar Kiev menghadapi Moskow yang juga dikepung gelombang sanksi ekonomi dari Uni Eropa.

Negara tersebut adalah 

  • Jerman, yang dilaporkan memberikan bantuan lebih dari USD 2,47 miliar atau sekitar Rp 36,5 triliun (kurs 14.804) untuk Ukraina menurut informasi dari laman Statista.
  • Polandia, sudah menyumbang lebih dari USD 2,55 miliar atau sekitar Rp 37,68 triliunmerujuk laman Statista.
  • Inggris, laporan Statista menyebut sudah memberikan lebih dari USD 5,13 miliar atau sekitar Rp 75,8 triliun.
  • Amerika Serikat, tercatat menjadi negara penyumbang dana terbesar untuk Ukraina dengan total sumbangan mencapai USD 46,56 miliar atau lebih dari Rp 688 triliun.
Kementerian Pertahanan Inggris membuat dokumenter 30 menit di YouTube The Ministry of Defence saat Ukraina menyelesaikan latihan militernya untuk tank Challenger 2 di Inggris. Foto tak bertanggal ini dipublikasikan pada 11 April 2023 oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Kementerian Pertahanan Inggris membuat dokumenter 30 menit di YouTube The Ministry of Defence saat Ukraina menyelesaikan latihan militernya untuk tank Challenger 2 di Inggris. Foto tak bertanggal ini dipublikasikan pada 11 April 2023 oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina. (General Staff of the Armed Forces of Ukraine)

Inggris Ngos-ngosan

Forum Keamanan NATO di Polandia Selasa kemarin juga mencatat kalau Inggris juga mengaku sudah semakin kehabisan amunisi untuk diberikan ke Ukraina.

"Meski ada masalah dengan persediaan, bantuan kepada Ukraina harus terus berlanjut hari ini, besok, lusa dan seterusnya hari demi hari, dan untuk ini negara-negara Barat harus meningkatkan produksi amunisi," kata James Hippie, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris.

Ia mendesak anggota NATO lainnya untuk menghabiskan 2 persen dari kekayaan nasional mereka untuk pertahanan.

"Jika sekarang kita tidak membelanjakan 2 persen untuk pertahanan, lalu kapan lagi?” tanyanya.

Ia juga mengatakan model “dadakan” pasti tidak akan berhasil ketika Eropa harus siap untuk pertarungan besok.

"Kami tidak bisa berhenti hanya karena persediaan kami terlihat sedikit," kata Jammie Heappey.

“Kita harus menjaga Ukraina tetap berjuang malam ini dan besok, lusa, dan lusa. Jika kita berhenti, Putin tidak akan itu berhenti,” lanjutnya, dikutip dari Ukrainska Pravda.

Sebelumnya, seorang petinggi militer Inggris membuat pengakuan kalau negaranya sudah kehabisan persenjataan untuk dikirim membantu Ukraina melawan Rusia.

Pejabat senior militer itu menyarankan agar Inggris kini menggunakan cara untuk mendorong negara-negara lain meningkatkan bantuan ke Ukraina.

Pengakuan tu datang dari pejabat senior militer yang tidak mau disebutkan namanya dalam laporan The Telegraph yang dilansir Insider dan RT, Selasa (3/10/2023).

“Kami telah memberikan bantuan sebanyak yang kami mampu… Kami akan terus menyediakan peralatan untuk memenuhi kebutuhan Ukraina, namun yang mereka butuhkan saat ini adalah aset-aset pertahanan udara dan amunisi artileri dan kami sudah kehabisan semua itu," kata pejabat senior militer tersebut.

AS Kehabisan Dana

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) di Pentagon mewant-wanti Kongres kalau mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk mengganti senjata yang dikirim ke Ukraina.

Hal ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan Washington untuk memasok pasukannya dengan persenjataan ideal secara memadai.

Hal itu merujuk pada laporan Associated Press pada Senin (2/10/2023).

Baca juga: Pabrik Rudal Kh-59 Rusia Dihantam Drone Ukraina: Ledakan Disertai Kilatan Cahaya

Dalam sebuah surat yang dikirim kepada para pemimpin Kongres dan diperoleh media tersebut, Pentagon meminta anggota parlemen untuk menambah dana untuk Ukraina.

Permintaan tersebut muncul beberapa hari setelah resolusi berkelanjutan (CR) berisi kesepakatan anggaran untuk mencegah penutupan pemerintah federal.

Namun, dalam draft anggaran, tidak berisi dana tambahan untuk Kiev yang diminta oleh Gedung Putih.

“Kami terpaksa memperlambat penambahan pasukan kami untuk melindungi diri dari ketidakpastian pendanaan di masa depan,” tulis Pengawas Keuangan Pentagon MIchael McCord dalam suratnya.

“Kegagalan untuk mengisi kembali layanan militer kita pada waktu yang tepat dapat membahayakan kesiapan militer kita.”

McCord menambahkan bahwa jika permintaan pendanaan tidak dipenuhi, Pentagon mungkin tidak bisa lagi memasok senjata ke Ukraina.

"Pasokan ini dianggap “penting dan mendesak saat ini ketika Rusia bersiap untuk melakukan serangan musim dingin,” tulis AP dilansir RT.

"Saat ini terdapat sisa 1,6 miliar dolar AS dari pendanaan 25,9 miliar dolar AS yang sebelumnya disetujui oleh Kongres untuk menggantikan sumber daya militer AS yang dikirim ke Ukraina," kata McCord kepada para pemimpin DPR dan Senat.

Baca juga: Ini Dia Taktik dan Persenjataan Rusia yang Bisa Bikin Tank Abrams AS Milik Ukraina Jadi Besi Rongsok

Tentara memegang tank M1 Abrams AS selama latihan mekanis Angkatan Darat Finlandia
Tentara memegang tank M1 Abrams AS selama latihan mekanis Angkatan Darat Finlandia "Arrow 23" di area penembakan dan pelatihan Pohjankangas di Niinisalo, Finlandia, pada 4 Mei 2023. Unit dari angkatan darat Inggris, Latvia, Lituania, Estonia dan Amerika Serikat akan berpartisipasi dalam latihan tersebut. (Antti Aimo-Koivisto / Lehtikuva / AFP)

Over-Estimated Bantuan

Secara terpisah, AS memiliki sisa sekitar 5,4 miliar dolar AS untuk menyediakan peralatan ke Kiev dari persediaan yang ada.

"Amerika pasti sudah kehabisan dana jika Pentagon tidak menyadari pada tahun ini bahwa mereka telah menilai terlalu tinggi beberapa peralatan yang dikirim ke Ukraina, sehingga memberikan dana sekitar 6,2 miliar dolar AS – beberapa di antaranya telah dikirim ke Ukraina dalam bentuk senjata dan bantuan lainnya," kata AP.

“Dalam kondisi apa pun, kita tidak boleh membiarkan dukungan Amerika terhadap Ukraina terganggu,” kata Presiden AS Joe Biden pada Minggu.

“Kita punya waktu, tidak banyak waktu, dan ada perasaan mendesak yang sangat besar.”

Upaya Demokrat untuk terus mendanai militer Ukraina mendapat perlawanan yang signifikan dari beberapa kelompok garis keras Partai Republik.

Ketua DPR Kevin McCarthy, yang undang-undang anggarannya ditandatangani oleh Biden untuk mencegah penutupan pemerintah federal, mengatakan di CBS pada hari Minggu bahwa meskipun ia mendukung Kiev dalam perjuangannya melawan Moskow, ia percaya bahwa ada masalah yang lebih dekat ke dalam negeri.

Hal itu seperti keamanan Amerika Serikat di perbatasan bagian selatan yang lebih mendesak.

(oln/***/berbagaisumber)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas