Penembakan di Mal Siam Paragon Thailand: Polisi Tangkap 4 Orang yang Diduga Jual Senjata ke Pelaku
Kepolisian Thailand berhasil menangkap empat orang yang diduga sebagai penjual senjata ke pelaku penembakan di mal Siam Paragon Bangkok.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Polisi Thailand menangkap empat pria yang diduga menjual senjata ke pelaku penembakan di Mal Siam Paragon Bangkok.
Petugas polisi di Provinsi Yala, Thailand menangkap dua pria pada Kamis (5/10/2023) dini hari karena dicurigai sebagai pemasok senjata dan amunisi ke pelaku.
Sementara dua lainnya ditangkap di Bangkok, salah satunya dilaporkan menjual dan menyerahkan peluru tersebut kepada bocah pelaku penembakan.
"Polisi menggerebek rumah mereka untuk menemukan lebih banyak bukti terkait kasus ini," kata seorang polisi senior di Yala, dikutip dari The Straits Times.
Keempat terduga pemasok senjata tersebut, diduga memodifikasi senjata kosong, menjual dan mengirimkan, serta menarik uang dari hasil penjualan mereka dari ATM.
Polisi mengatakan, senjata api yang digunakan bocah tersebut dibeli secara online dengan harga 16.000 baht atau setara Rp 6,7 juta.
Baca juga: Tersangka Penembakan di Mall Siam Paragon Thailand Didakwa Pasal Pembunuhan Berencana
Bocah tersebut, kata polisi, menghubungi penjual senjata online dan menyatakan ketertarikannya pada senjata api.
Selain senjata yang dibelinya, ia juga memesan peluru seharga 1.000 baht atau setara Rp 422 ribu.
"Ada juga peralatan live streaming," kata pejabat polisi Samran Nuanma.
"Orang-orang tersebut juga memiliki senjata api ilegal, alat untuk memodifikasi pistol, dan narkotika yang mereka miliki," tambahnya.
Senjata api yang digunakan di Mal Siam Paragon pada hari Selasa dikirim ke kondominium anak laki-laki tersebut, setelah dia melakukan pembayaran melalui transfer online.
Baca juga: Viral, Video Streamer Korea Lolos dari Insiden Penembakan Brutal di Siam Paragon Thailand
Dia juga harus meminjam uang dari aplikasi peminjaman uang online karena tidak memiliki cukup dana untuk membeli senjata tersebut, ungkap penyelidikan.
Meski begitu, kedua pria yang ditangkap di Yala membantah semua tuduhan.
Salah satu dari mereka ditemukan menjual senjata api di halaman Facebook, yang telah beroperasi selama lima bulan tetapi dinonaktifkan sekitar pukul 22.20 pada hari Selasa atau saat hari penembakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.