Rusia Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir, Dilanjut Proyek Rudal Antarbenua
Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan kesuksesan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir. Proyek lain, rudal antarbenua Sarmat hampir selesai.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Rusia sedang mengembangkan rudal jelajah bertenaga nuklir yang bernama Burevestnik.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan uji coba terakhir telah dilakukan.
“Kami sekarang hampir menyelesaikan pekerjaan pada jenis persenjataan strategis modern yang telah saya bicarakan dan saya umumkan beberapa tahun lalu,” kata Vladimir Putin pada pertemuan di resor Sochi di Laut Hitam, Kamis (5/10/2023).
“Uji coba terakhir yang berhasil telah dilakukan terhadap Burevestnik, rudal jelajah bertenaga nuklir dengan jangkauan global,” lanjutnya, dikutip dari CNN Internasional.
Rudal itu diberi nama kode Skyfall oleh NATO.
Rudal jelajah itu dikatakan ditenagai oleh reaktor nuklir, yang seharusnya aktif setelah penguat roket berbahan bakar padat meluncurkannya ke udara.
Baca juga: Vladimir Putin: Ukraina Hanya Bertahan 7 Hari jika NATO Setop Bantuan
Putin juga mengatakan kepada audiensnya, pengerjaan rudal balistik antarbenua yang disebut Sarmat hampir selesai.
Pernyataan Putin belum dapat dikonfirmasi secara independen.
Kementerian Pertahanan Rusia juga belum mengungkap adanya proyek tersebut ke publik.
Sementara itu, gambar citra satelit yang beredar pada September 2023 menunjukkan Rusia membangun fasilitas baru di pulau terpencil di Arctik, lokasi uji coba nuklir Uni Soviet sebelumnya.
Rusia Menguji Coba Rudal Jelajah Nuklir
Sebelumnya, pada Senin (2/10/2023), The New York Times melaporkan citra satelit dan data penerbangan yang menunjukkan persiapan Rusia untuk menguji coba rudal jelajah bertenaga nuklir.
"Pergerakan pesawat dan kendaraan di dan dekat pangkalan di wilayah Arktik terpencil Rusia konsisten dengan persiapan yang dilakukan untuk uji coba rudal, yang dikenal sebagai Burevestnik atau SSC-X-9 Skyfall, pada tahun 2017 dan 2018," lapor outlet itu.
Pesawat pengintai AS terlacak di wilayah itu selama 14 hari terakhir dan pilot diperingatkan untuk menghindari wilayah udara terdekat.
Baca juga: Kharkiv Kembali Dihajar Rudal Rusia, 2 Roket Hantam Kota, Bocah 10 Tahun Terkubur di Reruntuhan