Swedia Siap Kirim Jet Canggih Gripen 'Sukhoi Killer' ke Ukraina, Tapi Harus Jadi Anggota NATO Dulu
Saab JAS-39C Gripen, adalah pesawat jet berkemampuan tinggi yang memang dirancang untuk menghadapi pesawat tempur Rusia.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Swedia Siap Kirim Jet Canggih Gripen 'Sukhoi Killer' Rusia ke Ukraina, Tapi Jadi Anggota NATO Dulu
TRIBUNNEWS.COM - Swedia dilaporkan sedang menjajaki kemungkinan mengirim pesawat tempur Gripen ke Ukraina.
Saab JAS-39C Gripen, adalah pesawat jet berkemampuan tinggi yang memang dirancang untuk menghadapi pesawat tempur Rusia.
Namun Stockholm menekankan, tidak akan ada pengiriman jet JAS-39C Gripen sampai negara itu menjadi anggota NATO.
Baca juga: Disuruh Komandan Bertempur Tanpa Amunisi, 17 Prajurit Ukraina Pilih Menyerah ke Tentara Rusia
Pemerintah Swedia pada Jumat (6/10/2023), mengumumkan 14 jenis paket bantuan keamanan baru untuk Ukraina.
Paket itu mencakup amunisi (peluru artileri 155mm), peralatan infanteri (suku cadang untuk kendaraan tempur lapis baja CV-90) senilai total 22,2 miliar Krona (setara Rp 316.970.822.112.000).
Paket bantuan itu juga mencakup rincian tentang “tugas” yang dianalisis dan dilaporkan oleh militer negara tersebut tentang kemungkinan untuk memperkuat pasukan Kiev dengan JAS 39 Gripen.
Disebutkan, analisis dan laporan itu selanjutnya akan mencakup bagaimana potensi transfer akan berdampak pada kemampuan pertahanan, ekonomi pertahanan, dan perencanaan pertahanan Swedia.
“Faktor penting dalam analisis ini adalah pelatihan orientasi JAS 39 Gripen yang diselesaikan oleh pilot dan staf darat Ukraina di bawah arahan Angkatan Bersenjata Swedia,” tulis pengumuman pemerintah Swedia tersebut.
Pemerintah Swedia juga menggarisbawahi, niat mengirimkan jet Saab JAS-39C Gripen ini harus dalam kerangka dukungan koalisi F-16.
Koalisi F-16, adalah koalisi negara-negara Barat dalam komitmen mereka untuk melatih pilot Kiev dan personel lainnya dalam mengoperasikan dan memelihara jet tempur F-16 buatan Amerika.
Menteri Pertahanan Swedia Pål Jonson mengatakan pada Jumat, laporan Gripen akan diserahkan pada awal November mendatang.
Momen itu bertepatan saat panglima tertinggi militer Swedia, Jenderal Micael Bydén, menyampaikan rekomendasinya untuk rancangan undang-undang pertahanan negara yang akan datang.
Namun pada akhirnya, kata Jonson, “dukungan dalam bentuk JAS 39 Gripen akan bergantung pada Swedia terlebih dahulu menjadi anggota NATO.”
Merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina, Swedia dan negara tetangganya, Finlandia pertama kali mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan NATO lebih dari setahun yang lalu.
Niatan ini menandakan bergantinya politik luar negeri kedua negara tersebut yang selama beberapa dekade memilih untuk menjaga netralitas.
Finlandia punya jalan yang lebih mulus saat bergabung dengan NATO dengan secara resmi bergabung dengan aliansi militer tersebut pada bulan April.
Namun tidak dengan Swedia.
Proposal Stockholm untuk melamar masuk NATO ditolak oleh Turki, yang telah mengajukan beberapa syarat kepada Stockholm dan AS sebelum menyetujui lamaran tersebut.
Belakangan, Hongaria juga mengikuti jejak Ankara untuk mengajukan beberapa syarat bagi Swedia jika mau masuk bergabung ke NATO.
Sinyal Bagus Buat Ukraina yang Telah Lama Idamkan Gripen
Pengumuman Swedia pada Jumat tersebut, bagaimanapun, menjadi sinyal bagus bagi Ukraina.
Jet tempur Gripen, telah lama diinginkan oleh para pejabat di Kiev tetapi tidak diikutsertakan dalam puluhan paket bantuan Barat yang dikirim ke Ukraian untuk memerangi Moskow.
Swedia berulang kali menolak gagasan pengiriman Gripen ke Ukraina, dengan alasan kepentingan keamanan nasionalnya sendiri.
Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Agustus bahwa anggota militer sudah menguji pesawat tempur tersebut.
Bulan lalu, radio publik Swedia melaporkan bahwa negara tersebut berencana untuk menganalisis bagaimana transfer jet tempur dapat berdampak pada kesiapan pertahanan dan seberapa cepat pesawat pengganti dapat dibuat.
Hal ini mengingat Stockholm hanya memiliki beberapa lusin pesawat di gudang senjatanya dan hanya enam negara yang mengoperasikan pesawat tersebut.
Gripen dirancang untuk menghadapi jet tempur Rusia dan dilengkapi kemampuan peperangan elektronik yang dibangun untuk melawan radar di pesawat Moskow dan sistem pertahanan udara berbasis darat.
'Sukhoi Killer' Nan Tangguh dan Mudah Perawatan
Pesawat tempur Saab JAS-39C Gripen buatan Swedia ini dianggap sebagai pesawat yang tangguh dan berkemampuan tinggi serta mudah perawatannya.
Jet ini hanya memerlukan lebih sedikit landasan pacu untuk lepas landas serta mendarat dan relatif murah untuk dioperasikan.
Jet-jet tersebut juga dapat dipersenjatai dengan rudal dan bom udara-ke-permukaan, serta rudal udara-ke-udara yang canggih.
Beberapa tahun yang lalu, komandan angkatan udara Swedia pernah mengatakan “Gripen, terutama model E, dirancang untuk membunuh Sukhoi,”.
Dia menambahkan kalau pesawat ini memiliki sabuk hitam (merujuk pada istilah pemeringkatan taekwondo di mana sabuk hitam adalah pemegang ilmu tertinggi).
Berbeda dari F-16 buatan AS, yang saat ini sedang dilatihkan ke para pilot Ukraina, Gripen memang belum memiliki pengalaman tempur apa pun.
Meski begitu, para ahli mengatakan bahwa Gripen sangat cocok untuk apa yang dicari oleh Kiev.
“Secara konseptual, Angkatan Udara Swedia selalu menekankan taktik superioritas udara tingkat rendah dari pangkalan yang tersebar, dengan cara yang mirip dengan cara Angkatan Udara Ukraina saat ini beroperasi, sehingga Gripen dirancang dengan peralatan pendukung darat dan persyaratan pemeliharaan yang sesuai dengan pendekatan tersebut,” tulis para ahli di Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di Inggris tahun lalu dalam sebuah analisis mengenai kebutuhan pertahanan udara Kyiv.
Bahkan jika Swedia memutuskan mengirim Gripen ke Ukraina, dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum jet Saab JAS-39C Gripen benar-benar berlaga medan perang.
(oln/BI/*)