17 Jam Hamas Duduki Israel Selatan, Pertama Kali Orang Yahudi Merasa Tak Berdaya Sejak Perang 1948
Ratusan warga sipil dan puluhan tentara Israel terbunuh dalam serangan yang dilancarkan Hamas, Sabtu (7/10/2023).
Penulis: Willem Jonata
Pasukan Hamas dengan mudah menembus iga kota, yakni, Ofakim, Sderot dan Netivot, serta beberapa desa.
Baca juga: Eks Presiden Rusia Salahkan AS soal Eskalasi Militer Israel vs Hamas Palestina
Di Be'eri, invasi tersebut menampilkan elemen yang hanya bisa dibayangkan oleh sedikit orang Israel.
Seorang pria mengenakan pakaian sipil menjelaskan apa yang terjadi dalam bahasa Arab kepada juru kamera.
Pasukan bersenjata Hamas terlihat berlari di jalan-jalan beton Israel.
Ini adalah gambaran kemenangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka melakukan razia dari pintu ke pintu terhadap anggota dewan.
Mereka juga membunuh orang dan menangkap sedikitnya 50 orang lainnya.
Sekira 17 jam Hamas menguasai permukiman, barulah pasukan pertahanan Israel berhasil merebutnya dan membebaskan sebagian sandra.
Pasukan Pertahanan Israel membunuh puluhan teroris di wilayah Israel dan ratusan lainnya dalam serangan di Gaza, menurut Unit Juru Bicara IDF.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan memenangkan apa yang disebutnya perang dengan Hamas.
Ia memperingatkan bahwa Israel akan “menghancurkan” kemampuannya.
Namun jaminan tersebut tidak banyak menenangkan ketakutan yang telah hilang di benak Israel seiring dengan semakin kuatnya negara tersebut.
Einat Barzilai, seorang penulis dan dosen kebudayaan Israel menyebut momen itu sangat mengejutkan karena seperti adegan perang pembebasan Israel pada 1948.
Bahkan menurutnya dibanding saat berkecamuknya perang Yim Kippur di tahun 1973, warga merasa jauh lebih aman.
“Karena Perang Yom Kippur terjadi di garis depan. Perasaan tidak berdaya dan rentan, ketika rumah Anda diserang. Ini lebih mengingatkan pada Perang Kemerdekaan tahun 1948," kata Barzilai, yang tinggal di Yerusalem.