Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Afghanistan Kembali Dilanda Gempa M 6,3, Lebih dari 100 Orang Luka-luka

Gempa bumi kembali melanda Afghanistan barat hanya beberapa hari setelah dua gempa besar di wilayah yang sama.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Afghanistan Kembali Dilanda Gempa M 6,3, Lebih dari 100 Orang Luka-luka
AP/Ebrahim Noroozi
Pejuang Taliban berjaga di lokasi gempa bumi di distrik Zenda Jan di provinsi Herat, Afghanistan barat, Minggu, 8 Oktober 2023. Gempa bumi dahsyat menewaskan sedikitnya 2.000 orang di Afghanistan barat, kata juru bicara pemerintah Taliban, Minggu. Ini adalah salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda negara ini dalam dua dekade. (AP Photo/Ebrahim Noroozi) 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa bumi kembali melanda Afghanistan barat hanya beberapa hari setelah dua gempa besar di wilayah yang sama.

Gempa magnitudo 6,3 terjadi sekitar pukul 05.10 waktu setempat pada hari Rabu, 28 km utara kota Herat.

Menurut pejabat kesehatan di Afghanistan, gempa tersebut mengakibatkan lebih dari 100 orang luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit, dikutip dari BBC.

Hingga saat ini, dampak lebih luas dari gempa tersebut masih belum ada informasi lebih lanjut.

Namun sejak gempa pertama, banyak warga yang tidur di tempat terbuka setelah rumah mereka hancur.

Seorang saksi mata di pusat Herat mengatakan dirinya terbangun ketika gempa susulan terjadi.

Baca juga: Gempa Afghanistan, Upaya Penyelamatan Berpacu dengan Waktu, Banyak Korban Terkubur Reruntuhan

Ia mengatakan, akibat gempa tersebut ia berlari keluar dari rumahnya.

Berita Rekomendasi

"Saya tertidur lelap karena saya belum tidur beberapa hari sebelumnya," katanya kepada BBC.

“Saya belum pernah merasa sedekat ini dengan kematian,” tambahnya.

Gempa bumi yang terjadi pada Sabtu pagi melanda sebuah distrik pedesaan sekitar 40 km dari Herat pada Sabtu pagi.

Gempa bumi tersebut menghancurkan sedikitnya 11 desa di distrik Zenda Jan di provinsi Herat.

Sejak Sabtu, relawan dan penyelamat telah berupaya untuk menemukan korban selamat dari serangkaian gempa bumi sebelumnya.

Warga Afghanistan membersihkan puing-puing saat mencari jenazah korban di reruntuhan rumah yang rusak pasca gempa di desa Siah Ab, distrik Zendeh Jan, provinsi Herat pada 8 Oktober 2023. Jumlah korban tewas akibat serangkaian gempa bumi di Afghanistan barat meningkat tajam lagi pada tanggal 8 Oktober menjadi lebih dari 2.000 orang, dengan hampir 10.000 orang terluka, ketika petugas penyelamat menggali desa-desa yang rata dengan tanah untuk mencari tanda-tanda kehidupan yang hilang. Lebih dari 1.300 rumah roboh ketika gempa berkekuatan 6,3 skala richter ? diikuti oleh delapan gempa susulan yang kuat ? mengguncang daerah yang sulit dijangkau 30 kilometer (19 mil) barat laut ibu kota provinsi Herat, menurut para pejabat. (Photo by Mohsen KARIMI / AFP)
Warga Afghanistan membersihkan puing-puing saat mencari jenazah korban di reruntuhan rumah yang rusak pasca gempa di desa Siah Ab, distrik Zendeh Jan, provinsi Herat pada 8 Oktober 2023. Jumlah korban tewas akibat serangkaian gempa bumi di Afghanistan barat meningkat tajam lagi pada tanggal 8 Oktober menjadi lebih dari 2.000 orang, dengan hampir 10.000 orang terluka, ketika petugas penyelamat menggali desa-desa yang rata dengan tanah untuk mencari tanda-tanda kehidupan yang hilang. Lebih dari 1.300 rumah roboh ketika gempa berkekuatan 6,3 skala richter ? diikuti oleh delapan gempa susulan yang kuat ? mengguncang daerah yang sulit dijangkau 30 kilometer (19 mil) barat laut ibu kota provinsi Herat, menurut para pejabat. (Photo by Mohsen KARIMI / AFP) (AFP/MOHSEN KARIMI)

Baca juga: PBB dan Sejumlah Negara Tawarkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa di Afghanistan

Menurut PBB, gempa tersebut berdampak pada lebih dari 12.000 orang.

Mengutip dari Brecorder, Afghanistan sering dilanda gempa bumi yang mematikan.

Namun bencana yang terjadi pada akhir pekan ini adalah yang terburuk yang menimpa Afghanistan.

Sebagian besar rumah di pedesaan Afghanistan terbuat dari tanah dan dibangun di sekitar tiang penyangga kayu, dengan sedikit baja atau beton.

Keluarga besar multi-generasi umumnya tinggal di bawah satu atap.

Sementara provinsi Herat, yang berbatasan dengan Iran, berpenduduk sekitar 1,9 juta orang, dan masyarakat pedesaannya menderita kekeringan selama bertahun-tahun.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Gempa di Afghanistan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas