Sosok Christopher Luxon, Perdana Menteri Baru Selandia Baru, Terjun ke Dunia Politik 3 Tahun Lalu
Perdana menteri baru Selandia Baru, Christopher Luxon, ternyata baru 3 tahun terjun ke dunia politik. Ia sebelumnya adalah seorang pengusaha.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Baru 3 tahun memasuki dunia politik, mantan pebisnis Christopher Luxon akan segera dilantik menjadi perdana menteri baru Selandia Baru.
Mengutip The Independent, Christopher Luxon berjanji akan menggunakan keahlian bisnisnya untuk membantu negara pulih dari keterpurukan ekonomi.
Perdana Menteri petahana Chris Hipkins, mengakui kekalahannya dalam pemilu Sabtu (14/102023) lalu.
Partai Nasional milik Luxon, meraih 40 persen suara.
Sementara partai koalisinya, ACT, mendapatkan 9 persen.
Koalisi tersebut sudah cukup untuk membentuk pemerintahan, dengan mengamankan 61 kursi dari 121 kursi di parlemen.
Baca juga: Hanya Butuh 3 Putaran, Anak 12 Tahun Juarai Lomba Golf di Selandia Baru
Angka tersebut berdasarkan hasil sementara dari komisi pemilihan umum Selandia Baru.
Hasil finalnya baru akan diumumkan pada tanggal 3 November mendatang.
Sebelum terjun ke dunia politik, Christopher Luxon (53) menghabiskan lebih dari enam tahun sebagai kepala maskapai nasional Air New Zealand.
Sebelumnya ia bekerja di perusahaan barang konsumsi global Unilever hampir dua dekade.
Luxon dilaporkan bergabung dengan program pelatihan manajemen Unilever pada tahun terakhir gelar sarjana perdagangannya.
Ia bekerja dengan perusahaan multinasional tersebut selama 18 tahun, sebelum naik pangkat menjadi kepala eksekutif operasi di Kanada.
Selama kampanyenya, Luxon berjanji untuk mengekang inflasi yang tinggi dan mengurangi utang pemerintah dengan memotong pengeluaran dan mempersempit mandat bank sentral untuk menargetkan inflasi, guna membantu keluarga berpenghasilan menengah yang mengalami kesulitan finansial.
“Saya telah melakukan banyak merger dan akuisisi dan saya telah melakukan banyak negosiasi," ujarnya.
"Membangun chemistry dan menjalin hubungan yang benar adalah platform dan landasan untuk benar-benar mampu mengatasi masalah transaksional,” kata Luxon kepada wartawan pada hari Minggu, menurut Bloomberg.
Sementara itu, Lara Greaves, seorang ilmuwan politik di Victoria University of Wellington, mengatakan kepada Bloomberg bahwa data menunjukkan Chris Luxon mungkin adalah salah satu perdana menteri yang paling tidak disukai.
Baca juga: PROFIL Clarke Gayford, Tunangan PM Selandia Baru Jacinda Ardern, Batal Menikah karena Omicron
Luxon menghadapi sorotan karena ia berbicara tentang agama Kristen di negara yang hampir separuh penduduknya mengatakan bahwa mereka tidak beragama.
Ia juga mempertahankan pendiriannya seperti menentang aborsi secara pribadi.
Luxon berkomitmen untuk mempertahankan aborsi legal dan mendukung pernikahan sesama jenis.
“Iman sangat bersifat pribadi, namun saya berada di sana bukan untuk bertindak demi kepentingan satu agama, satu kelompok, satu orang, atau satu sistem kepercayaan. Saya di sana untuk mewakili seluruh warga Selandia Baru,” katanya kepada Reuters awal tahun ini.
Luxon adalah seorang jutawan, ayah dari dua anak, dan memiliki beberapa rumah di seluruh negeri.
Ia sedang belajar bahasa Maori dan merupakan penggemar Taylor Swift, sering mengutipnya dalam debat dan wawancara di televisi.
Meski sering bepergian, Luxon hanya sedikit menyinggung kebijakan luar negeri.
Luxon sangat mendukung Ukraina melawan invasi Rusia, sejalan dengan sekutu tradisional Selandia Baru.
Dia mengatakan hanya akan ada sedikit perubahan dalam kebijakan luar negeri Selandia Baru.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)