Dosen di Palestina Bertekad Tetap Tinggal di Gaza Meski Kehilangan Mahasiswa dan Kampus Rusak Parah
Seorang dosen bernama Abdallah al-Naami memilih untuk tetap tinggal di Gaza apa pun resikonya.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
Sebagai rumah bagi 2,3 juta orang, Gaza telah menjadi titik fokus kampanye pemboman Israel sejak negara tersebut menyatakan perang terhadap Hamas, kelompok bersenjata Palestina yang melakukan serangan mendadak pada tanggal 7 Oktober.
Namun perang telah membuat warga Gaza seperti al-Naami takut akan nyawa mereka.
“Setiap aspek kehidupan kita sehari-hari telah menjadi sasaran,” katanya.
Dengan adanya serangan udara setiap harinya, al-Naami khawatir kehancuran yang terjadi akan sulit untuk dipulihkan.
“Kami membutuhkan waktu lebih dari satu tahun hanya untuk membersihkan puing-puing di jalanan," terangnya.
Putuskan Tetap Tinggal di Gaza
Saat ini, Al-Naami tinggal di kamp pengungsi al-Maghazi.
Tepatnya terletak di selatan Kota Gaza.
Sebelum memutuskan mengungsi, Al-Naami memutuskan untuk tetap tinggal di rumahnya.
“Saya lebih baik mati di rumah daripada di jalan,” katanya.
Menurut Al-Naami pemboman Israel terus berlanjut hingga saat ini.
“Bukan hanya pesawat tempur saja yang menjatuhkan bom. Mereka menggunakan tembakan artileri dari timur. Mereka menggunakan kapal perang dari barat, dari Laut Mediterania. Suara bom ini datangnya dari langit, timur, barat,” ujarnya.
Namun demikian, al-Naami mengatakan dia siap untuk tetap tinggal di Gaza apapun resikonya.
“Kami tidak akan meninggalkan Gaza. Kami tidak meninggalkan Palestina,” tegasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel