Remaja yang Diduga Dianiaya Polisi Iran karena Langgar Peraturan Hijab, Dinyatakan Mati Otak
Remaja yang diduga dianiaya polisi Iran dinyatakan mati otak. Armita Geravand mengalami koma sejak awal Oktober lalu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Jurnalis tersebut berniat pergi ke rumah sakit untuk menanyakan situasi Geravand, media Iran iranwire.com melaporkan.
Badan peradilan dan keamanan Iran tidak memberikan alasan resmi atas penangkapan jurnalis bernama Maryam Lotfi itu.
Namun diyakini tujuannya adalah untuk mencegah tersebarnya berita tentang cedera yang dialami Armita Geravand.
Baca juga: Menteri Israel: Iran akan Musnah jika Hizbullah Terlibat Perang Hamas-Israel
“Lembaga keamanan Iran mengatakan kondisi Armita Geravand disebabkan oleh tekanan darah rendah – sebuah skenario yang sering diulangi oleh lembaga-lembaga tersebut,” kata kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Iran, Dadban, melalui media sosial saat itu.
Dalam sebuah video yang diposting IRNA, orang tua Geravand mengatakan putri mereka mengalami tekanan darah rendah, kehilangan keseimbangan, dan kemudian kepalanya terbentur di dalam gerbong kereta.
“Saya pikir tekanan darah putri saya turun, saya tidak terlalu yakin,” kata ibunya.
Ia menambahkan, tidak ada gunanya menimbulkan kontroversi.
Namun Hengaw mengatakan mereka menerima informasi yang menunjukkan bahwa orang tua Geravand sebenarnya diwawancarai di depan petugas keamanan tingkat tinggi "di bawah tekanan besar."
Hengaw meminta pihak berwenang untuk mempublikasikan rekaman dari dalam gerbang, dan mengklaim bahwa pernyataan orangtuanya dibuat di bawah tekanan.
Kasus Mahsa Amini Terulang?
Muncul kekhawatiran dari para pembela hak asasi manusia bahwa Geravand mungkin menghadapi nasib yang sama seperti Mahsa Amini.
Mahsa Amini, meninggal pada September 2022 lalu saat dalam penahanan polisi Iran karena kasus yang sama, melanggar peraturan soal jilbab.
Kematiannya memicu protes selama berbulan-bulan di seluruh negeri.
Baca juga: Iran: Perempuan, Kehidupan, Kebebasan, Setahun Mahsa Amini Tewas
Pemerintahan teokratis Iran telah memberlakukan pembatasan terhadap pakaian perempuan sejak revolusi rakyat menggulingkan Shah yang sekuler dan didukung Barat pada tahun 1979.