Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Awasi Langsung Perang Israel dari Jam ke Jam
Fadlallah menambahkan kalau keputusan Nasrallah untuk tidak tampil di media adalah pilihan strategis berdasarkan kebijaksanaan dan keberanian.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Awasi Langsung Perang Israel dari Jam ke Jam
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hizbullah sejauh ini belum memberikan pernyataan publik sejak dimulainya perang Hamas dan Israel di Gaza.
Pernyataan publik dari pimpinan Hizbullah itu disebut-sebut sangat dinanti, khususnya oleh Amerika Serikat dan Israel, di tengah keterlibatan kelompok paramiliter Lebanon itu dalam perang di Gaza lewat sejumlah serangan di perbatasan.
Pernyataan publik itu dibutuhkan untuk mengetahui niat dan tujuan Hizbullah sebenarnya dari serangan-serangan ke Israel yang mereka lakukan.
Baca juga: Israel Hadapi 2 Front Pertempuran, Gallant: Hizbullah Gabung Perang, 10 Kali Lebih Kuat dari Hamas
Meski begitu, dikabarkan kalau Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah secara aktif langsung memantau situasi yang berkembang di selatan Lebanon.
Hassan Nasrallah juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur serangan lintas batas terhadap Israel.
Pernyataan itu dilontarkan oleh anggota parlemen Lebanon Hassan Fadlallah.
“Nasrallah mengikuti perkembangan pertempuran dari jam ke jam… dia mengawasi dan mengelola situasi melalui komunikasi langsung dengan komandan lapangan perlawanan,” kata Fadlallah kepada Al-Mayadeen, Minggu (22/10/2023).
“Perlawanan siap menghadapi segala kemungkinan dan skenario apa pun,” pejabat itu menekankan.
Fadlallah menambahkan kalau keputusan Nasrallah untuk tidak tampil di media adalah pilihan strategis berdasarkan kebijaksanaan dan keberanian.
“Ketika Nasrallah menganggap perlu untuk hadir, dia akan melakukannya,” tambah anggota blok parlemen loyal ke Hizbullah tersebut.
Kesulitan Mengartikan Niat Hizbullah
Diamnya Nasrallah di media sejak dimulainya perang Gaza-Israel membuat para perencana dan pengambil keputusan di Tel Aviv dan Washington kesulitan untuk “mengartikan” niat Hizbullah.
Diketahui, lusinan tentara Israel tewas dalam bentrokan lintas batas dengan Hizbullah dan pasukan perlawanan Palestina yang ditempatkan di Lebanon selatan.
Setidaknya 28 anggota perlawanan Lebanon juga tewas.