Pembunuhan Keluarga Jurnalis Al Jazeera, Wael al-Dahdouh: Mereka Balas Dendam Lewat Anak-anak Kami
Kepala Biro Bahasa Arab Al Jazeera, Wael Al-Dahdouh kehilangan istri, putra dan putrinya dalam serangan udara Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pembunuhan terhadap keluarga jurnalis Al Jazeera di Gaza Selatan memicu reaksi warga Arab.
Kepala Biro Bahasa Arab Al Jazeera, Wael Al-Dahdouh kehilangan istri, putra dan putrinya dalam serangan udara Israel.
Sebenarnya, keluarga jurnalis Al Jazeera itu telah melarikan diri dari Gaza utara ke selatan atas saran Israel, namun tetap terbunuh.
Ketika dia melihat keluarganya terbunuh, Dahdouh berkata, "Mereka membalas dendam melalui anak-anak kami."
Momen Dahdouh memasuki kamar mayat dan mengidentifikasi anggota keluarganya tersebar luas di Al Jazeera Arab.
Rekaman yang ditayangkan Al Jazeera menunjukkan Dahdouh memasuki Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah pada Rabu (25/10/2023) untuk melihat jenazah keluarganya di kamar mayat.
"Saya baru saja melaporkan dari Yarmouk tentang serangan semacam itu, dan serangan Israel telah menargetkan banyak wilayah, termasuk Nuseirat," ujar Dahdouh kepada Al Jazeera.
Baca juga: Update Perang Israel-Hamas Hari ke-21, Gaza Rilis Dokumen 212 Halaman Berisi Nama 7.028 Korban Tewas
Ia terlihat berjongkok dan menyentuh wajah jasad anaknya, Mahmoud (15), yang ingin menjadi jurnalis seperti ayahnya.
Rekaman kemudian menunjukkan Dahdouh memegang jasad putrinya yang masih berusia tujuh tahun, Sham.
Al Jazeera mengecam keras penargetan dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza, yang telah menyebabkan hilangnya keluarga Wael Al-Dahdouh dan banyak orang lainnya.
"Kami mendesak komunitas internasional untuk campur tangan dan mengakhiri serangan terhadap warga sipil, sehingga menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah," tulis Al Jazeera.
Seorang warga Arab, Mohammad Hussein menyaksikan Gaza dihancurkan oleh serangan udara Israel dan menanggapi pembunuhan keluarga jurnalis Al Jazeera.
Sopir taksi berusia 45 tahun itu menyebut pembunuhan terhadap keluarga jurnalis Al Jazeera sebagai kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Bagi masyarakat Gaza, kehadiran Dahdouh di layar kaca mereka sudah menjadi hal biasa dalam beberapa tahun terakhir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.