Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Parlemen Inggris Dipecat Buntut Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Seorang anggota parlemen Inggris dipecat dari jabatannya setelah menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Anggota Parlemen Inggris Dipecat Buntut Serukan Gencatan Senjata di Gaza
AFP/JACK GUEZ
Ilustrasi - Asap dan puing-puing membubung di Jalur Gaza utara setelah serangan Israel pada 23 Oktober 2023. Seorang anggota parlemen Inggris dipecat dari jabatannya setelah menyerukan gencatan senjata di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Inggris, Paul Bristow, dipecat dari jabatannya setelah menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Gaza.

Paul Bristow yang merupakan anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa, dipecat dari jabatan sebagai asisten Menteri Luar Negeri Bidang Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi.

Paul Bristow dikabarkan menulis surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak pekan lalu.

Dalam suratnya, Paul Bristow mendesak Rishi Sunak untuk mengubah pendiriannya mengenai konflik Israel-Palestina.

Paul Bristow juga mendukung diakhirinya permusuhan secara permanen.

Baca juga: Sikap Dua Raksasa Asia di Perang Gaza, Jepang Ikut AS Sanksi Hamas, China Hapus Israel di Peta

Menurut Bristow, gencatan senjata penuh akan menyelamatkan nyawa dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan.

Namun, Pemerintah Inggris mengatakan mereka mendukung jeda kemanusiaan, tetapi tidak mendukung gencatan senjata.

Berita Rekomendasi

Juru bicara Downing Street mengatakan, keputusan untuk mencopot Bristow dari jabatannya sebagai tanggapan atas komentar yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif.

“Dengan menyesal saya meninggalkan pekerjaan yang saya nikmati."

"Namun kini saya dapat berbicara secara terbuka tentang suatu isu yang sangat dipedulikan oleh banyak konstituen saya,” ujar Bristow, Senin (30/10/2023), dilansir Al Jazeera.

“Saya yakin saya bisa melakukan ini dengan lebih baik dari bangku cadangan dibandingkan sebagai bagian dari gaji pemerintah," lanjutnya.

Baca juga: Keluarga Jurnalis Dapat Telepon Ancaman Diduga dari Israel untuk Tinggalkan Kota Gaza

Ilustrasi - Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Jalur Gaza pada 30 Oktober 2023, menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di utara Jalur Gaza.
Ilustrasi - Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Jalur Gaza pada 30 Oktober 2023, menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di utara Jalur Gaza. (Yuri CORTEZ / AFP)

Netanyahu Tolak Seruan Gencatan Senjata

Diberitakan The Hindu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata.

Pada Senin, pasukan darat Israel mendorong lebih dalam ke Gaza.

Pasukan Israel maju dengan tank dan kendaraan lapis baja lainnya di kota utama wilayah tersebut dan membebaskan seorang tentara yang ditawan oleh militan Hamas.

Benjamin Netanyahu mengatakan, pencapaian pasukan keamanan Israel menggambarkan komitmen untuk membebaskan semua sandera.

Baca juga: Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS

Ia pun menolak seruan gencatan senjata untuk memfasilitasi pembebasan tawanan atau mengakhiri perang, yang menurutnya akan memakan waktu lama dan sulit.

“Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas."

"Itu tidak akan terjadi," kata Netanyahu, Senin.

Diketahui, Israel dalam beberapa hari terakhir telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza.

Gaza terus menerus dibombardir sejak serangan mendadak oleh Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel.

Sementara, di Israel jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Baca juga: AS Tolak Desakan Dunia agar Hamas-Israel Lakukan Gencatan Senjata, Sebut Bukan Jawaban yang Tepat

Ilustrasi - Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023.
Ilustrasi - Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS / AFP)

Di sisi lain, pihak militer tidak memberikan kejelasan mengenai operasinya di Gaza, termasuk lokasi dan jumlah pasukan.

Israel telah mendeklarasikan fase baru dalam perang tersebut, namun tidak mendeklarasikan invasi darat habis-habisan.

Sementara, operasi darat yang lebih besar telah diluncurkan di utara dan timur Kota Gaza.

Meskipun Israel memerintahkan warga Palestina untuk meninggalkan wilayah utara, tempat Kota Gaza berada, dan pindah ke selatan, ratusan ribu warga Palestina masih tetap tinggal.

Sekitar 117.000 pengungsi yang berharap untuk tetap aman dari serangan, kini tinggal di rumah sakit di Gaza utara, bersama dengan ribuan pasien dan staf, menurut PBB.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas