Anggota Parlemen Inggris Dipecat Buntut Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Seorang anggota parlemen Inggris dipecat dari jabatannya setelah menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Inggris, Paul Bristow, dipecat dari jabatannya setelah menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Gaza.
Paul Bristow yang merupakan anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa, dipecat dari jabatan sebagai asisten Menteri Luar Negeri Bidang Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi.
Paul Bristow dikabarkan menulis surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak pekan lalu.
Dalam suratnya, Paul Bristow mendesak Rishi Sunak untuk mengubah pendiriannya mengenai konflik Israel-Palestina.
Paul Bristow juga mendukung diakhirinya permusuhan secara permanen.
Baca juga: Sikap Dua Raksasa Asia di Perang Gaza, Jepang Ikut AS Sanksi Hamas, China Hapus Israel di Peta
Menurut Bristow, gencatan senjata penuh akan menyelamatkan nyawa dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan.
Namun, Pemerintah Inggris mengatakan mereka mendukung jeda kemanusiaan, tetapi tidak mendukung gencatan senjata.
Juru bicara Downing Street mengatakan, keputusan untuk mencopot Bristow dari jabatannya sebagai tanggapan atas komentar yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif.
“Dengan menyesal saya meninggalkan pekerjaan yang saya nikmati."
"Namun kini saya dapat berbicara secara terbuka tentang suatu isu yang sangat dipedulikan oleh banyak konstituen saya,” ujar Bristow, Senin (30/10/2023), dilansir Al Jazeera.
“Saya yakin saya bisa melakukan ini dengan lebih baik dari bangku cadangan dibandingkan sebagai bagian dari gaji pemerintah," lanjutnya.
Baca juga: Keluarga Jurnalis Dapat Telepon Ancaman Diduga dari Israel untuk Tinggalkan Kota Gaza
Netanyahu Tolak Seruan Gencatan Senjata
Diberitakan The Hindu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata.
Pada Senin, pasukan darat Israel mendorong lebih dalam ke Gaza.
Pasukan Israel maju dengan tank dan kendaraan lapis baja lainnya di kota utama wilayah tersebut dan membebaskan seorang tentara yang ditawan oleh militan Hamas.