Putin Sempat Dirumorkan Meninggal, Intelijen Ukraina Sebut Rusia Memang Sengaja Sebar Gosip
Presiden Rusia Vladimir Putin digosipkan meninggal, intelijen Ukraina sebut Rusia memang sengaja menyebarkan rumor seperti itu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
- Lebih dari 260 warga sipil tewas di Ukraina karena menginjak ranjau atau bahan peledak lainnya selama perang 20 bulan dengan Rusia, kata militer Ukraina.
- Korea Utara juga telah mengirim lebih dari 10 pengiriman amunisi ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina, termasuk lebih dari 1 juta peluru artileri, kata Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.
- Serangan Rusia terhadap Kherson di Ukraina timur menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya, kata gubernur wilayah tersebut, dan serangan pesawat tak berawak Rusia dilaporkan menewaskan warga sipil lainnya di Nikopol. Klaim ini belum diverifikasi secara independen.
- Rusia meluncurkan sejumlah drone dan rudal dalam serangan yang menargetkan infrastruktur militer dan penting, kata angkatan udara Ukraina, sementara para pejabat regional mengatakan kilang minyak Kremenchuk terkena serangan.
- Pemerintah Swiss telah memutuskan untuk tidak mencabut status perlindungan bagi warga Ukraina yang melarikan diri dari perang sebelum 4 Maret 2025, katanya dalam sebuah pernyataan.
- Penyanyi opera di kota Kharkiv, Ukraina timur laut, berharap dapat kembali ke panggung setelah lebih dari 20 bulan perang Rusia. Ia saat ini tampil di ruang bawah tanah teater mereka agar aman dari ancaman serangan udara Rusia.
- Seorang pejabat senior PBB mengatakan serangan Rusia menimbulkan “penderitaan yang tak terbayangkan” pada rakyat Ukraina dan lebih dari 18 juta warga Ukraina (sekitar 40 persen populasi) membutuhkan bantuan.
- Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan Rusia akan berhasil di Ukraina kecuali dukungan Washington terhadap Kyiv terus berlanjut.
“Saya dapat menjamin bahwa tanpa dukungan kami, Putin akan berhasil,” kata Austin dalam sidang Senat mengenai permintaan Joe Biden sebesar $106 miliar untuk mendanai rencana keamanan Ukraina, Israel, dan Amerika.
- Rusia dilaporkan telah memberlakukan kontrol mata uang tambahan dalam upaya untuk menopang jatuhnya rubel, membatasi perusahaan-perusahaan barat yang menjual aset-aset Rusia mereka untuk mengambil keuntungan dalam dolar dan euro.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.