Untuk Pertama Kalinya, Joe Biden Serukan Jeda Terkait Serangan Israel ke Gaza, Begini Penjelasannya
Presiden AS Joe Biden akhirnya menyerukan untuk jeda sesaat terkait serangan Israel ke Gaza.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyerukan jeda terkait serangan Israel ke Gaza untuk pertama kalinya.
Seruan ini disampaikan setelah pidato kampanyenya pada Rabu (1/11/2023), diinterupsi pengunjuk rasa yang menuntut gencatan senjata pada perang Israel vs Hamas.
"Saya pikir kita perlu jeda," ungkap Biden, Rabu, dikutip dari AlJazeera.
Saat ditanya apa maksud dari seruannya itu, Biden menyebut ini adalah "waktunya untuk mengeluarkan para tahanan" - mengacu pada sandera yang ditahan Hamas.
Ia juga mengatakan, selama jeda tersebut, pihaknya mendesak untuk mengevakuasi semua warga Amerika yang terjebak di wilayah Gaza yang terkepung.
Baca juga: Profil Craig Mokhiber, Direktur HAM PBB yang Mundur, Kecewa PBB Tak Bisa Tangani Pembantaian di Gaza
Pernyataan Biden itu menandai perubahan posisi Gedung Putih, yang sebelumnya menyatakan tidak akan mendikte bagaimana Israel melakukan operasi militernya.
Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan tidak akan membatasi Israel.
Bahkan, Kirby menyatakan AS akan terus mendukung negara Zionis itu.
"Kami tidak menarik garis merah untuk Israel."
"Kami akan terus mendukung mereka," katanya pekan lalu.
Pada Jumat (27/10/2023), AS adalah satu di antara 14 negara di PBB yang memilih "tidak" terhadap resolusi Majelis Umum yang menyerukan "gencatan senjata".
Sejauh ini, AS adalah sekutu terkuat Israel yang turun mengirimkan bantuan bernilai jutaan dolar setiap tahunnya.
Baru-baru ini, Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui paket bantuan militer senilai 14,3 miliar dolar AS kepada Israel.
Biden telah menghadapi tekanan yang semakin besar dari aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), sesama pemimpin dunia, dan bahkan anggota progresif dari Partai Demokrat.