Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dubes Rusia di PBB: Israel Tak Berhak Bela Diri sebagai Penjajah di Palestina

Duta Besar Rusia di PBB Vasily Nebenzya sebut Israel tidak berhak bela diri sebagai penjajah di Palestina. AS terlihat mengabaikan korban di Gaza.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Dubes Rusia di PBB: Israel Tak Berhak Bela Diri sebagai Penjajah di Palestina
MICHAEL M. SANTIAGO / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP
NEW YORK, NEW YORK - 30 OKTOBER: Perwakilan Tetap Federasi Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia berbicara dalam pertemuan tentang perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 30 Oktober 2023 di New York City. -- Rusia mengatakan Israel tidak berhak membela diri dengan membom Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya menggunakan pidatonya di Majelis Umum PBB untuk mengutuk Barat dan Israel atas genosida di Gaza.

Vasily Nebenzya mengatakan Barat munafik karena mengabaikan kematian warga sipil Palestina.

“Saya tidak bisa mengabaikan kemunafikan AS dan sekutu-sekutunya, yang dalam situasi lain menerapkan sikap yang sangat berbeda," kata Vasily Nebenzya, Rabu (1/11/2023).

Menurutnya, AS dan Barat justru membenarkan genosida Israel di Gaza dengan alasan membela diri dari militan Hamas.

Serangan balasan Israel terhadap Hamas menewaskan lebih dari 9.000 warga sipil Gaza.

"Satu-satunya fokus AS dan negara-negara satelitnya adalah hak Israel untuk membela diri. Sebagai kekuatan pendudukan, mereka (Israel-red) tidak memiliki kekuatan itu," katanya, dikutip dari The Cradle.

 

Baca juga: Seorang Jurnalis Kembali Jadi Korban Serangan Udara Israel

Perwakilan Rusia itu mengutip pendapat penasihat Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, yang menyatakan Israel tidak dapat menggunakan pasal Piagam PBB tentang hak untuk membela diri ketika melawan ancaman dari wilayah pendudukan.

BERITA REKOMENDASI

Israel berpendapat, negaranya belum menduduki Gaza sejak tahun 2005 setelah IDF dan warga sipil Israel menarik diri dari sana.

Namun, sejumlah organisasi internasional menyebut Israel sudah menduduki Palestina, termasuk Jalur Gaza sejak tahun 1967, setelah Perang Enam Hari.

Menurut Vasily Nebenzya, hak Israel untuk membela diri hanya dapat dijamin sepenuhnya jika ada solusi adil terhadap masalah Palestina berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Kami tidak menyangkal hak Israel untuk melawan militan, namun seharusnya hanya memerangi militan, bukan warga sipil," kata Vasily Nebenzya, dikutip dari TMT.

Standar Ganda, AS Bungkam soal Korban di Gaza

Seorang pria membawa pergi seorang korban muda setelah serangan Israel di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah pada 2 November 2023, ketika pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina terus berlanjut.
Seorang pria membawa pergi seorang korban muda setelah serangan Israel di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah pada 2 November 2023, ketika pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina terus berlanjut. (Mahmud HAMS / AFP)

Baca juga: 9 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka dalam Serangan Israel di Tepi Barat Palestina


Perwakilan Rusia itu juga mengecam AS dan sekutu Baratnya yang tetap diam ketika jumlah korban warga sipil Gaza terus meningkat akibat pemboman Israel.

"Hari ini, melihat kehancuran yang mengerikan di Gaza, yang melebihi apa yang mereka kritik dalam konteks regional lainnya; serangan terhadap fasilitas sipil, kematian ribuan anak-anak dan penderitaan warga sipil yang mengerikan di tengah blokade total, mereka (AS dan sekutu Baratnya) pura-pura bungkam. Yang bisa mereka lakukan hanyalah membenarkan tindakan Israel," kata Vasily Nebenzya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas