Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1.200 Anak-anak Gaza Palestina Masih Terkubur di Reruntuhan Bangunan Akibat Serangan Militer Israel

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Jumat (3/11/2023) waktu setempat, mengatakan korban tewas mencapai 9.227 orang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 1.200 Anak-anak Gaza Palestina Masih Terkubur di Reruntuhan Bangunan Akibat Serangan Militer Israel
AP/Hatem Ali
Petugas medis Palestina membawa bayi yang ditarik keluar dari gedung yang hancur akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di Rafah, Minggu, 22 Oktober 2023. (AP Photo/Hatem Ali) 

Sebanyak 1.100 orang, termasuk ratusan warga Palestina pemegang paspor asing dan puluhan yang terluka, telah meninggalkan Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah dalam beberapa hari terakhir dalam kesepakatan antara AS, Mesir, Israel, dan Qatar, yang menjadi mediator dengan Hamas.

Israel mengizinkan lebih dari 260 truk membawa makanan dan obat-obatan melalui perbatasan namun pekerja bantuan mengatakan jumlah tersebut masih jauh dari cukup.

Otoritas Israel tetap menolak mengizinkan bahan bakar masuk sehingga persediaan di rumah sakit semakin menipis.

Ahli bedah trauma merawat seorang bayi yang terluka akibat pemboman Israel, di rumah sakit Kuwait di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 21 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by Said KHATIB / AFP)
Ahli bedah trauma merawat seorang bayi yang terluka akibat pemboman Israel, di rumah sakit Kuwait di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 21 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by Said KHATIB / AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Menolak Genjacatan Senjata

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata sementara kecuali Hamas membebaskan seluruh sandera Israel.

Pernyataan ini diucapkan Netanyahu lewat pidato di televisi usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken, Jumat (3/11/2023).

“Kami menolak gencatan senjata sementara kecuali sandera-sandera kami dikembalikan,” ujar Netanyahu merujuk sekitar 240 warga Israel yang diculik Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu. 

Berita Rekomendasi

Netanyahu menyatakan Israel akan terus menggempur maju dengan seluruh kekuatannya.

Sementara itu,  Blinken terang-terangan menyerukan Israel untuk menghentikan sementara operasi militernya agar bantuan kemanusiaan bisa masuk.

Blinken menyebut situasi saat ini justru akan memicu radikalisme lebih lanjut di Palestina dan secara efektif mengakhiri prospek perdamaian untuk mengakhiri konflik. Ia menambahkan, jeda kemanusiaan dibutuhkan untuk melakukan pengiriman bantuan bagi warga sipil Palestina di tengah krisis kemanusiaan yang kian parah di Gaza.

“Tak akan ada mitra-mitra untuk perdamaian jika mereka tenggelam dalam bencana kemanusiaan dan diasingkan oleh ketidakpedulian terhadap penderitaan mereka,” ujar Blinken pada awak media di Tel Aviv, Israel, usai pertemuan dengan Netanyahu, Jumat (3/11).

Namun, seruannya itu teredam oleh pernyataannya yang ambigu. Blinken kembali menyatakan dukungan AS bagi Israel yang disebutnya “berhak mempertahankan diri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan hal itu tidak terulang lagi”.

Sumber: Associated Press/Anadolu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas