Warga Palestina Tepi Barat Terancam, Menteri Israel Beri Izin Persenjatai Pemukim Yahudi
Warga Palestina khawatir kalau kebijakan Israel yang mempersenjatai warganya mungkin menjadi dalih untuk melakukan pembunuhan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menurut informasi yang dikumpulkan Anadolu, meski pernah dihukum karena "menghasut rasisme" di masa lalu, Ben-Gvir telah menyerukan kepada warga Israel untuk membawa senjata dan dia juga memudahkan prosedur pemberian senjata kepada warga sejak dia menjabat.
Dalam sebuah posting-an pada tanggal 23 Oktober, Ben-Gvir menyerukan perempuan Israel untuk mempersenjatai diri,
"Kami telah membentuk 496 unit cadangan di seluruh negeri sejak awal perang, kami akan terus mempersenjatai warga dan membentuk unit bersenjata cadangan," ujar dia.
Pada 10 Oktober, Ben-Gvir mengumumkan di platform twitter kalau dia telah memerintahkan pembelian lebih dari 10 ribu senjata untuk didistribusikan di pemukiman Yahudi dekat Jalur Gaza dan wilayah tempat orang Arab dan Israel tinggal bersama.
Tokoh Anti-Arab
Menyusul langkah Ben Gvir untuk mempersenjatai warga sipil Israel, dan mendistribusikan senjata laras panjang yang dibeli oleh kementeriannya kepada warga sipil, Israel melakukan evaluasi kalau potensi ancaman perang sipil di negara tersebut telah meningkat.
Ben-Gvir, yang terkenal dengan sentimen anti-Arab-nya sejak muda, mendorong tindakan kekerasan sebelum pembunuhan Perdana Menteri Yitzhak Rabin.
Rabin, yang menandatangani Perjanjian Oslo pada 1995 untuk mengakhiri konflik dengan Palestina, dibunuh pada 4 November 1995.
“Kami mencapai mobilnya, kami akan mencapai Rabin juga,” kata dia dalam sebuah wawancara.
Dia pernah menjadi anggota gerakan rasis "Kah" yang didirikan oleh Rabbi Meir Kahane, yang dilarang oleh Israel dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS).
Ben-Gvir diketahui mendukung anggota Kah Baruch Goldstein, yang melakukan pembunuhan massal dengan menembaki jamaah Muslim di Masjid Ibrahim di kota Hebron pada 1994.
Menteri Israel dari golongan sayap kanan itu mengatakan dalam sebuah program yang dia hadiri saat dia menjadi Koordinator Pemuda organisasi Kah dengan mengatakan, “Arab pergi ke negara-negara Arab”, Yahudi ke Wilayah Zion.”
"Ben-Gvir menggantung foto Goldstein di ruang tamu rumahnya dan menyebutnya sebagai "pahlawan"," tulis media Turki, Anadolu.
Ben-Gvir, yang dibebaskan dari dinas militer karena pemahaman yang radikal, pernah dihukum karena kasus rasisme dan mendukung organisasi teroris pada tahun 2007.
Pada 14 Oktober 2022, Ben-Gvir menggerebek daerah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur bersama beberapa pemukim Yahudi dan menodongkan senjata ke penduduk Palestina di daerah tersebut serta mengancam mereka.