Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

50 Ribu Warga Palestina Tinggalkan Gaza Utara, WHO Peringatkan Risiko Penyebaran Penyakit

Puluhan ribu warga Palestina disebut meninggalkan Gaza ketika WHO memperingatkan risiko penyakit.

Penulis: Nuryanti
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in 50 Ribu Warga Palestina Tinggalkan Gaza Utara, WHO Peringatkan Risiko Penyebaran Penyakit
AP/Hatem Moussa
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, 8 November 2023. Puluhan ribu warga Palestina meninggalkan Gaza ketika WHO memperingatkan risiko penyakit. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim sebanyak 50.000 orang telah meninggalkan Gaza utara pada Rabu (8/11/2023).

Puluhan ribu warga Palestina disebut meninggalkan Gaza ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tren yang mengkhawatirkan dalam risiko penyakit di wilayah tersebut.

Peringatan WHO itu setelah serangan udara Israel selama berminggu-minggu.

Jalur Gaza menghadapi peningkatan risiko penyebaran penyakit akibat pemboman udara Israel yang mengganggu sistem kesehatan.

Selain itu, risiko penyebaran penyakit juga karena akses terhadap air bersih.

“Ketika kematian dan cedera di Gaza terus meningkat akibat meningkatnya permusuhan, kepadatan penduduk yang berlebihan dan terganggunya sistem kesehatan, air, dan sanitasi menimbulkan bahaya tambahan penyebaran penyakit menular yang cepat.” ungkap WHO, Rabu, dilansir The Guardian.

“Beberapa tren yang mengkhawatirkan sudah mulai muncul," jelas WHO.

Baca juga: Hizbullah peringatkan perang meluas di Timur Tengah jika Israel terus menyerang Gaza

Warga Palestina Kibarkan Bendera Putih

Berita Rekomendasi

Pada hari Rabu, ribuan warga Palestina yang masih berada di Gaza utara memutuskan untuk pergi.

Banyak dari mereka yang berjalan kaki membentuk eksodus sepanjang satu mil ke Gaza selatan, ketika militer Israel mengintensifkan serangannya dan pasukan darat mendekat ke pusat Kota Gaza.

Dikutip dari NBC News, beberapa warga Palestina mengibarkan bendera putih, berharap dapat menangkis serangan dalam perang yang telah memakan banyak korban jiwa.

Warga lainnya menggendong bayi atau mendorong orang lanjut usia yang menggunakan kursi roda.

Beberapa warga Palestina mengangkat tangan ketika melewati gedung-gedung yang dibom dan tank-tank Israel.

Seorang warga Palestina mengatakan dia berjalan melewati mayat-mayat yang membusuk di pinggir jalan.

Baca juga: Mengapa Partai Republik AS Salurkan Bantuan ke Israel, tetapi Tidak ke Ukraina?

Warga Palestina yang menaiki kereta keledai mengibarkan bendera putih untuk menghindari tembakan, saat melarikan diri dari Kota Gaza di lingkungan al-Rimal, pusat Kota Gaza, Rabu, 8 November 2023.
Warga Palestina yang menaiki kereta keledai mengibarkan bendera putih untuk menghindari tembakan, saat melarikan diri dari Kota Gaza di lingkungan al-Rimal, pusat Kota Gaza, Rabu, 8 November 2023. (AP/Abed Khaled)

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB memperkirakan jumlah warga Palestina yang meninggalkan Gaza utara pada Selasa (7/11/2023), meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000, dari 5.000 pada hari sebelumnya.

Pada hari Rabu, Israel membuka koridor kemanusiaan singkat bagi warga sipil untuk melarikan diri di sepanjang Jalan Salah al-Din, yang membentang di tengah Jalur Gaza.

Juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, memperkirakan 50.000 warga Palestina telah pindah ke selatan pada hari Rabu.

Sebagai informasi, WHO mengatakan kurangnya bahan bakar di wilayah padat penduduk telah menyebabkan pabrik desalinasi ditutup, sehingga meningkatkan risiko penyebaran infeksi bakteri seperti diare.

Baca juga: Komisi VI DPR Dorong Gerakan Boikot Produk Israel Jadi Sikap Resmi Pemerintah Indonesia

Meskipun pengiriman makanan, air, dan obat-obatan ke Gaza sangat terbatas, Israel menolak untuk membiarkan bahan bakar masuk karena kekhawatiran tentang kemungkinan pengalihan oleh Hamas.

Hal itu ditolak Israel meskipun ada seruan dari PBB dan kelompok bantuan kemanusiaan.

Sebanyak 18 dari 35 rumah sakit di Gaza telah ditutup, menurut pejabat kesehatan setempat, sehingga fasilitas yang tersisa berada di bawah tekanan besar.

Kurangnya bahan bakar juga mengganggu pengumpulan limbah padat, yang menurut WHO menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangbiakan serangga, hewan pengerat yang dapat membawa dan menularkan penyakit secara cepat dan luas.

Warga Palestina yang meninggalkan Kota Gaza dan bagian lain Gaza utara menuju wilayah selatan, berjalan di jalan pada 8 November 2023.
Warga Palestina yang meninggalkan Kota Gaza dan bagian lain Gaza utara menuju wilayah selatan, berjalan di jalan pada 8 November 2023. (AFP/MOHAMMED ABED)

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Palestina Melebihi Ukraina, WHO: 5 Anak Terbunuh Setiap Jam di Gaza

Sementara itu, warga Palestina yang tinggal di jantung kota terbesar Gaza mengatakan, mereka dapat melihat dan mendengar pasukan darat Israel mendekat dari berbagai arah pada hari Rabu.

Sehingga, mempercepat eksodus ribuan warga sipil ketika pertempuran perkotaan antara Israel dan Hamas memanas.

Tentara Israel belum memberikan rincian mengenai pergerakan pasukan saat mereka melancarkan serangan darat, dan bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 di Israel.

Kini, setidaknya 10.569 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Di Israel, jumlah korban tewas pada periode yang sama mencapai lebih dari 1.400 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas