Militer Israel Kian Brutal, Sengaja Targetkan Jurnalis yang Meliput Perang di Gaza Palestina
Setidaknya sudah 41 jurnalis terbunuh dalam perang Israel-Hamas Palestina sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setidaknya sudah 41 jurnalis terbunuh dalam perang Israel-Hamas Palestina sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.
LSM dari Reporters Without Borders (RSF) menyebut Israel seakan sengaja menargetkan jurnalis di lokasi Jalur Gaza yang terkepung, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (9/11/2023).
Mereka menuduh Israel tidak tertarik untuk melindungi para jurnalis yang meliput perang di Gaza.
Bahkan dalam laporan di bulan Oktober 2023 terkait penyelidikan pembunuhan Issam Abdallah, seorang jurnalis foto Lebanon dari Reuters serta empat jurnalis dari AFP, Perancis, RSF menyebut tentara Israel secara jelas menargetkan mereka.
"Salah satu kendaraan mereka, bertanda ‘pers’, menjadi sasaran, dan jelas juga bahwa kelompok yang ditempatkan di sebelahnya adalah jurnalis," ungkap RSF.
Baca juga: Palestina Desak IAEA Ambil Tindakan soal Ancaman Bom Nuklir di Gaza, Serukan Dunia Kecam Israel
RSF menegaskan semestinya Israel bisa melihat dan membedakan bahwa para jurnalis bukanlah kombatan lantaran mereka berdiri jauh di atas bukit.
Dalam investigasi kematian Abdallah, jurnalis yang berada di lokasi bersaksi bahwa peluru yang menghantam tubuh Abdallah datang dari arah perbatasan Israel.
"Tidak ada tempat yang aman bagi jurnalis di Jalur Gaza," kata RSF.
Baca juga: WHO Peringatkan Adanya Risiko Penyebaran Penyakit di Gaza Akibat Serangan Udara Israel
Adapun pada tanggal 3 November 2023, serangan udara dari Israel sengaja menargetkan menara Haji di Gaza yang didiami sejumlah media luar negeri seperti AFP, Al Jazeera hingga Ain Media.
Kesengajaan Israel ini seakan terbukti karena pada lima hari sebelum serangan, pasukan militer Israel, IDF yakni Israeli Defense Forces, telah memperingatkan AFP dan Reuters bahwa tak ada jaminan keselamatan bagi jurnalis di Gaza.
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah tragedi bagi jurnalisme, dengan lebih dari satu reporter setiap hari terbunuh sejak 7 Oktober," kata Kepala RSF untuk Timur Tengah, Jonathan Dagher.
Mohammad Abu Hasira, menjadi jurnalis teranyar yang tewas akibat serangan udara Israel. Reporter asal Palestina tersebut bekerja untuk kantor berita WAFA.
Dia tewas bersama 42 anggota keluarganya dalam serangan di rumahnya di Kota Gaza pada 5 November 2023.