Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS: Israel Setujui Jeda Kemanusiaan selama 4 Jam Setiap Hari di Jalur Gaza

Israel menyetujui jeda kemanusiaan selama 4 jam setiap hari di Jalur Gaza untuk memungkinkan evakuasi warga dan pengiriman bantuan.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in AS: Israel Setujui Jeda Kemanusiaan selama 4 Jam Setiap Hari di Jalur Gaza
ABIR SULTAN / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. -- Israel setujui jeda kemanusiaan selama 4 jam setiap hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mengumumkan Israel menyetujui jeda kemanusiaan selama empat jam setiap hari.

Kesepakatan ini untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan jeda akan dimulai hari Kamis (9/11/2023).

Sehingga, ini memungkinkan orang-orang melarikan diri dan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan, menurut laporan Reuters.

Jeda tersebut terjadi setelah diskusi antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam beberapa hari terakhir, termasuk antara Joe Biden dan sekutunya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

"Kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di wilayah ini selama masa jeda, dan proses ini akan dimulai hari ini," kata John Kirby, Kamis (9/11/2023), dikutip dari The Guardian.

Baca juga: Tentara Israel Wanita Tewas di Gaza usai Serangan Udara dari Negaranya Sendiri, Usia Masih 19 Tahun

John Kirby mengatakan, Israel akan memulai jeda selama 4 jam di Jalur Gaza utara.

Berita Rekomendasi

"Kami memahami bahwa Israel akan mulai menerapkan jeda empat jam di wilayah utara Gaza dengan pengumuman yang akan disampaikan tiga jam sebelumnya," lanjutnya.

Dia menggambarkan berita tersebut sebagai langkah pertama yang signifikan dan AS ingin melihatnya berlanjut selama diperlukan.

John Kirby mengatakan tidak ada gencatan senjata dan hanya jeda sementara.

Menurutnya, gencatan senjata antara Israel dan Hamas adalah keputusan yang tidak tepat karena akan membantu Hamas dan melegitimasi apa yang mereka lakukan pada Sabtu (7/10/2023).

John Kirby memastikan AS tidak akan mendukung hal itu saat ini.

Netanyahu Tolak Gencatan Senjata Tanpa Pembebasan Sandera

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Biden mendarat di Israel pada 18 Oktober, dalam kunjungan solidaritas menyusul serangan Hamas yang memicu pembalasan besar-besaran Israel. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Baca juga: 21 Anggota Keluarganya Dibunuh Israel, Warga Palestina: Mereka Melihat Kami sebagai Manusia Binatang

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikabarkan menolak usulan gencatan senjata tanpa membebaskan orang-orang yang disandera oleh Hamas.

Pada Kamis (9/11/2023), Presiden AS Joe Biden telah mendorong jeda lebih dari tiga hari untuk mengeluarkan para sandera Hamas.

Joe Biden mengatakan masih optimis.

Reuters melaporkan, para pemimpin intelijen AS dan Israel bertemu dengan para pejabat di Qatar untuk membahas kesepakatan untuk membebaskan para sandera.

Para pemimpin Hamas memiliki kantor politik di Ibu Kota Qatar, Doha.

Anggota senior kelompok militan Hamas juga telah bertemu dengan pejabat Mesir di Kairo untuk membahas situasi di lapangan.

Hamas Palestina vs Israel

Tentara Israel mengambil posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP)
Tentara Israel mengambil posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP) (AFP/JALAA MAREY)

Baca juga: Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT Darurat OKI di Riyadh, Upayakan Perang Israel-Hamas Berhenti

Serangan besar-besaran Israel terjadi untuk menanggapi serangan terbaru Hamas di Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi dengan menerobos perbatasan Jalur Gaza.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di wilayah Israel.

Benjamin Netanyahu menyatakan perang melawan Hamas pada Minggu (8/10/2023) dan mengerahkan pasukannya untuk memblokade Jalur Gaza.

Kerabat membawa jenazah Ahmed Barhom yang berusia 8 bulan saat pemakaman anggota keluarga yang sama yang tewas dalam pemboman Israel, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Photo by SAID KHATIB / AFP)
Kerabat membawa jenazah Ahmed Barhom yang berusia 8 bulan saat pemakaman anggota keluarga yang sama yang tewas dalam pemboman Israel, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023. (AFP/SAID KHATIB)

Selain membombardir Jalur Gaza, Israel juga meluncurkan serangan udara, memutus aliran listrik, air, membatasi pengiriman bantuan dan memperluas serangan hingga ke Yerusalem dan Tepi Barat.

Serangan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 10.812 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (9/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.

Diperkirakan, lebih dari 2.450 orang lainnya, termasuk 1.350 anak-anak, dilaporkan hilang dan mungkin terjebak atau mati di bawah reruntuhan, menunggu penyelamatan atau pemulihan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas