Cara Israel Mendanai Perang di Gaza: Ekspor Senjata, Jual Kurma dan Sumbangan AS
Pembeli utama kurma Israel adalah Italia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Prancis, dan Turki.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Bisnis Manufaktur
Selama dua dekade terakhir, Israel telah menjadi pusat manufaktur pasar global terutama di bidang elektronik medis, agroteknologi, telekomunikasi, bahan kimia, perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
Berkat bisnis ini Produk Domestik Bruto (PDB) Israel perlahan naik mencapai 522,03 miliar pada 2022, mewakili 0,23 persen perekonomian dunia.
Ekspor Kurma
Israel adalah salah satu negara dengan penghasil kurma terbesar di dunia. Meskipun nilai perdagangan kurma dunia sempat anjlok pada 2020, namun penjualan Israel sukses mengalahkan Tunisia dan Uni Emirat Arab.
Berdasarkan data Statistik, nilai ekspor kurma Israel selama setahun terakhir melonjak tajam mencapai 330,09 juta dolar AS, lebih unggul ketimbang nilai ekspor Tunisia yang hanya membukukan 273,05 juta dolar AS dan Uni Emirat Arab sebesar 205,47 juta dolar AS.
Pembeli utama kurma Israel adalah Italia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Prancis, dan Turki.
Sumbangan dari AS
Selama puluhan tahun Amerika Serikat (AS) diketahui menjadi penyokong utama pendanaan militer Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya. Untuk membantu negara Israel melumpuhkan Hamas, setiap tahunnya negeri Paman Sam ini menyumbangkan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 60,27 triliun.
Bila di total maka bantuan pertahanan yang diberikan Amerika ke Israel sejak tahun 1946 hingga 2023 telah mencapai 124 miliar dolar AS atau Rp 1.966,48 triliun, sebagaimana dikutip dari data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).