Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FSB Wajibkan Puluhan Ribu Warga Ukraina di Wilayah Pendudukan Perang Lawan Negara Mereka Sendiri

Dinas Keamanan Rusia (FSB) mewajibkan seorang pelajar Ukraina, Yevhen Kalashnikov dari wilayah pendudukan untuk berperang melawan negaranya sendiri.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in FSB Wajibkan Puluhan Ribu Warga Ukraina di Wilayah Pendudukan Perang Lawan Negara Mereka Sendiri
Kyiv Independent
Yevhen Kalashnikov bertemu ibunya di lokasi yang dirahasiakan pada pertengahan Agustus 2023. - FSB Wajibkan Puluhan Ribu Warga Ukraina di Wilayah Pendudukan Perang Lawan Negara Mereka Sendiri 

Sebenarnya, tawanan perang Rusia punya kesempatan untuk ditukar.

Tapi berdasarkan hukum Ukraina, warga Ukraina yang menjalani wajib militer untuk Rusia dan ditangkap, dapat menghadapai hukuman penjara dan dituntut pengkhianatan tingkat tinggi.

Bahkan membuktikan mereka menjalani wajib militer secara terpaksa pun bisa saja mustahil.

"Sulit menyatakan seseorang akan (dipaksa) wajib militer jika mereka aktif terlibat dalam pertempuran selama berbulan-bulan tanpa berusaha kabur atau menyerah," kata Direktur Advokasi di Pusat Hak Asasi Manusia ZMINA Ukraina, Alyona Lunova kepada Kyiv Independent.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-628: Pasukan Rusia Coba Rebut Kembali Wilayah di Sekitar Bakhmut

Hukuman Penjara Puluhan Tahun

Beberapa tawanan perang di Ukraina barat itu dijatuhi hukuman 10 hingga 12 tahun penjara.

Banyak yang didakwa melakukan pengkhianatan dan sedang menunggu persidangan untuk menentukan nasib mereka.

BERITA REKOMENDASI

Tepat sebelum invasi skala penuh pada 24 Februari 2022, Rusia telah mendirikan pos-pos pendaftaran wajib militer di wilayah pendudukan.

Ada cerita lain dari tawanan perang bernama Oleksandr, ia menolak menyebutkan nama belakangnya.

Pada akhir Februari 2022, Oleksandr menerima panggilan telepon yang berisi pemberitahuan untuk mendaftar militer Rusia di sebuah univesitas lokal yang dikuasai Rusia.

Meski tidak berpengalaman dengan senjata api, guru bahasa Inggris itu nekat menandatangani dokumen yang mengirimnya ke garis depan tanpa pelatihan dan peralatan yang memadai.

Ia berada di medan perang sebulan kemudian.


"Saya tidak punya pilihan lain," kata Oleksandr kepada Kyiv Independent di salah satu kantor kamp tawanan perang, berbicara dalam bahasa Inggris.

Pada awal musim panas 2022, Oleksandr kembali dikerahkan bersama unit Rusianya ke Oblast Kharkiv.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas