Genset Mati, Israel Terus Kepung RS Al-Shifa: 15 Ribu Pengungsi Gaza Mati Pelan-pelan
Sampai hari ini tentara Israel masih mengepuh Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara yang menjadi tempat 15.000 ribu warga Gaza mengungsi.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Sampai hari ini, Senin, 13 November 2023 tentara Israel masih mengepuh Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara.
Operasional rumah sakit ini lumpuh total karena aliran listrik mati dan pasokan bahan bakar untuk menghidupkan genset habis.
Sementara di dalam rumah sakit terbesar di Gaza Utara ini sedikitnya terdapat 15.000 warga Gaza yang mengungsi menyelamatkan diri dari pengebomam militer Israel.
Rumah Sakit Al-Shifa setiap harinya membutuhkan 10.000 liter bahan bakar.
Para staf medis Rumah Sakit Al-Shifa sudah memperingatkan, jika pengepungan ini terus dilakukan militer Israel, para pengungsi yang berlindung di dalam RS ini bisa mati pelan-pelan.
Sementara itu, Rumah Sakit Al-Quds juga tidak bisa berfungsi karena al-Shifa masih dikepung Israel.
Korban tewas di Gaza saat ini terus meroket mencapai 11.180 jiwa.
Al Jazeera dikutip Middle East Eye mengabarkan, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara menjadi rumah sakit terbaru di Jalur Gaza yang ditutup sepenuhnya oleh Israel.
Karena kehabisan bahan bakar untuk generator utama rumah sakit, rumah sakit tersebut harus menghentikan operasionalnya.
Di rumah sakit ini terdapat 5.000 pengungsi Palestina di Gaza.
Pada hari Minggu, Rumah Sakit Al-Quds, fasilitas medis terbesar kedua di Gaza, juga terpaksa ditutup karena kekurangan bahan bakar, sebut Komunitas Bulan Sabit Merah Palestina.
Baca juga: 39 Bayi Kritis Akibat Israel Blokade Listrik di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza
Rumah Sakit Al-Shifa juga telah ditutup di tengah kekacauan yang terus terjadi. Penembak jitu Israel terus menembak siapa pun yang terlihat di halaman rumah sakit, menurut laporan.
Tiga perawat rumah sakit tewas ditembak tentara Israel. Sementara infrastruktur penting, termasuk stasiun oksigen, tangki air dan sumur, fasilitas kardiovaskular, dan bangsal bersalin, rusak, menurut laporan badan Ocha PBB.
Pada Sabtu sore, serangan udara dilaporkan menghantam dan menghancurkan klinik Swedia di kamp pengungsi Ash Shati, sebelah barat kota Gaza, tempat sekitar 500 pengungsi berlindung. Jumlah korban masih belum jelas.
Baca juga: Israel Terus Luncurkan Serangan, WHO Sebut Kehilangan Kontak dengan RS Al-Shifa
Sabtu dan Minggu malam malam kemarin atau 11-12 November, serangan udara lainnya menghantam Rumah Sakit Al Mahdi di Kota Gaza, dilaporkan menewaskan dua dokter dan melukai lainnya.
Rumah sakit dan tenaga medis secara khusus dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional (IHL). “Mereka tidak boleh digunakan untuk melindungi sasaran militer dari serangan,” kata Ocha.
“Setiap operasi militer di sekitar atau di dalam rumah sakit harus mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan dan melindungi pasien, staf medis, dan warga sipil lainnya."
"Semua tindakan pencegahan harus diambil, termasuk peringatan efektif, yang mempertimbangkan kemampuan pasien, staf medis, dan warga sipil lainnya untuk melakukan evakuasi. dengan aman," tegasanya.
Sementara itu, militer Israel baru saja merilis sebuah video yang dikatakan menunjukkan personel Israel mengantarkan bahan bakar kaleng ke rumah sakit Al Shifa.