RS Al-Shifa Gaza Dikepung Drone dan Tank Israel, Ratusan Jenazah Terancam Membusuk Tanpa Dimakamkan
Sebanyak 100 jenazah warga Gaza, Palestina terancam membusuk di halaman Rumah Sakit Al-Shifa usai Drone
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Sebanyak 100 jenazah warga Gaza, Palestina terancam membusuk di halaman Rumah Sakit Al-Shifa usai Drone dan Tank militer Israel mengepung kawasan Rumah Sakit sejak sepekan terakhir.
"Hampir setiap menit terjadi pemboman yang sangat kejam. Tidak ada yang bisa keluar, tidak ada yang bisa masuk. Orang-orang yang mencoba mengevakuasi diri dari rumah sakit, mereka ditembak di jalanan. Beberapa terbunuh, beberapa terluka," ucap Direktur Jenderal Kemenkes Palestina Munir Al-Borsh.
Al Borsh menjelaskan gempuran tersebut sengaja dilakukan militer Israel guna menghalangi ambulans dan para staff yang keluar masuk dari dan ke rumah sakit. Imbas serangan tersebut kini Rumah Sakit Al-Shifa tak hanya mengalami lonjakan pasien namun juga penumpukan limbah.
Baca juga: Bertemu Biden di Gedung Putih, Jokowi: AS Harus Berbuat Banyak untuk Hentikan Konflik di Gaza
Tak hanya itu akibat pengepungan tersebut, seratus jenazah korban perang yang meninggal tanpa menerima perawatan, terpaksa diletakan di halaman Rumah Sakit Al-Shifa karena tidak dapat dimakamkan secara sempurna.
“Bahaya kesehatan mulai mengancam kehidupan pasien, selain karena limbah medis yang terkumpul di dalam departemen, ketidakmampuan tim medis untuk menguburkan 100 orang syuhada,” jelas staf medis Al-Kaila sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
"Ketika staf medis di dalam Rumah Sakit Al-Shifa berpindah antar departemen dan gedung di kompleks medis tersebut, sebuah pesawat tak berawak Israel menembaki semua orang. Hal ini membuat jenazah tak bisa dikuburkan sehingga mulai membusuk di halaman rumah sakit dan anjing liar mulai mengincar beberapa dari mereka,” tambah Al-Kaila.
Situasi mencekam ini mulai dirasakan para staf, pasien dan para pengungsi sejak pekan lalu tepatnya setelah Pasukan militer Israel meningkatkan blokade ke rumah sakit RS Al-Shifa, karena mencurigai RS terbesar di Gaza Utara ini sebagai markas pusat penyimpanan solar bagi militan Hamas.
Meski pihak rumah sakit telah membantah keras tuduhan tersebut, namun hal itu tak lantas melemahkan serangan. Justru Israel semakin memperketat blokade dengan menghentikan akses air, aliran listrik, hingga bahan bakar yang masuk ke RS Al-Shifa Gaza.
Alhasil, RS Al-Shifa Gaza kini dilanda krisis pasokan medis, bahkan akibat krisis pasokan obat bius, para staff harus merawat pasien tanpa obat bius, sebagai gantinya ia membalut luka dengan memanfaatkan gula dan cuka.
Baca juga: Data Korban Pembantaian oleh Zionis Israel di Gaza Palestina, 11.180 Meninggal, Termasuk 4.609 Anak
Situasi yang mendesak juga memaksa staf menggunakan jarum jahit untuk menjahit luka. Ada pula staf yang membungkus luka bakar besar dengan pakaian alih-alih perban.
Bahkan para dokter di RS menggunakan senter di HP mereka untuk menambah cahaya saat menangani pasien. Mencegah bertambahnya risiko bayi meninggal akibat terputusnya akses aliran oksigen, kini para perawat medis di RS Al-Shifa Gaza harus menggunakan metode primitif untuk menjaga bayi prematur agar tetap hidup.