Media Israel Beritakan Tewasnya Komandan Tinggi Hamas, Ahmed Ghandour Sempat 2 Kali Lolos dari Maut
Salah satu komandan tinggi Hamas, Ahmed Ghandour, dilaporkan tewas akibat serangan Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Pada hari Senin (13/11/2023), Israel juga mengklaim pasukannya telah membunuh 21 anggota Hamas yang menembaki tentara Israel dari Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, rumah sakit terbesar kedua di wilayah tersebut.
Siapa Mohammed Deif, Komandan Tertinggi Hamas?
Baca juga: Israel Klaim Berhasil Musnahkan Komandan Tertinggi Hamas, Termasuk Pasukan Elite Nukhba
Mohammed Deif dikenal sebagai komandan tertinggi Hamas.
Ia dilahirkan dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al Masri di kamp pengungsi Khan Younis pada tahun 1960an, menurut Sky News.
Ia memiliki julukan "Sang Tamu," atau "Kucing dengan Sembilan Nyawa."
Julukan "Sang Tamu" diambil dari nama samarannya, Deif, yang berarti tamu dalam Bahasa Arab.
Nama itu merujuk pada kebiasaannya tinggal bersama simpatisan yang berbeda setiap malam agar tidak terdeteksi musuh.
Sementara julukan keduanya mengacu pada kemampuannya menghindari upaya pembunuhan Israel.
Deif dilaporkan bergabung dengan Hamas pada tahun 1990.
Pada tahun 2002, ia menjadi kepala Brigade Qassam – cabang militer Hamas – setelah Israel membunuh mantan pemimpinnya.
Sikap Deif yang rendah hati adalah alasan keberhasilannya, menurut mantan pemimpin senior Hamas yang berbicara kepada Washington Post pada tahun 2014.
Foto-foto Deif di domain publik sangat terbatas, yang merupakan bukti sifatnya yang penuh rahasia.
“Dia tidak menonjolkan diri dan hidup tersembunyi di antara masyarakat. Dia pindah dengan paspor berbeda dan identitas berbeda.”
“Dia sukses sampai sekarang karena lingkaran di sekelilingnya sangat kecil."
"Itu sebabnya dia masih hidup,” kata Imad Falouji.
Falouji mengatakan kepada surat kabar bahwa Deif dianggap oleh orang-orang Palestina sebagai orang yang rendah hati dan sikap garis kerasnya terhadap Israel dipandang sebagai cerminan akurat dari kepentingan orang-orang Palestina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)