IDF Serbu RS Al-Shifa, Dokter Ahmed El Mokhallalati: Kami Sembunyi di Dekat Jendela
Seorang dokter di RS Al-Shifa, dokter Ahmed El Mokhallalati mengatakan para staf bersembunyi di dekat jendela untuk menghindari tembakan IDF.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter di RS Al-Shifa, dokter Ahmed El Mokhallalati mengatakan para staf bersembunyi di dekat jendela untuk menghindari tembakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat menyerbu rumah sakit yang berada di Gaza itu pada Rabu (15/11/2023) pagi.
IDF menuduh Hamas memiliki pusat komando di bawah RS Al-Shifa dan menggunakan terowongan yang terhubung untuk melakukan penyanderaan.
Oleh karena itu, IDF meluncurkan serangan di RS Al-Shifa.
Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh dokter Mokhallalati.
“Kami tahu ini bohong,” kata Mokhallalati, dikutip dari Asharq Al-Aswat.
Menurutnya, IDF telah melakukan pemboman yang sangat mengerikan tidak hanya di sekitar RS Al-Shifa tetapi juga di dalam.
Baca juga: Buldoser Hingga Belasan Tank Israel Kepung RS Al-Shifa, Amerika: Itu Bukan Perintah Kami
"Pemboman. Penembakan di sekitar rumah sakit dan di dalam rumah sakit. Benar-benar mengerikan, Anda bisa merasakan bahwa lokasinya sangat dekat dengan rumah sakit," katanya.
El Mokhallalati mengatakan tank-tank tersebut kemudian mulai memasuki kawasan RS Al-Shifa.
"Dan kemudian kami menyadari bahwa tank-tank tersebut bergerak di sekitar rumah sakit," katanya kepada Reuters dalam wawancara telepon," jelasnya.
Ia menceritakan IDF memarkirkan tank-tank di depan IGD RS Al-Shifa.
Meskipun begitu, mereka telah menyiapkan semua senjata.
"Mereka hanya parkir di depan unit gawat darurat rumah sakit. Segala jenis senjata digunakan di sekitar rumah sakit," terangnya.
Ia mengatakan RS Al-Shifa menjadi target utama secara langsung.
Untuk menghindari tembakan, para staf bersembunyi di dekat jendela.
Baca juga: IDF Interogasi Orang-orang di RS Al Shifa Gaza dan Perintahkan Berkumpul di Halaman RS
"Mereka menargetkan rumah sakit secara langsung. Kami berusaha menghindari berada di dekat jendela," katanya.
Saat Mokhallalati menggambarkan bahaya yang akan terjadi dan kondisi yang memburuk di rumah sakit, baku tembak terdengar dua kali.
Ia menjelaskan tidak ada yang terluka, namun satu kamar pasien menjadi sasaran tembak IDF.
"Salah satu kamar pasien menjadi sasaran. Ada tembok utuh. Tidak ada yang terluka tapi semua orang ketakutan," katanya.
Selama 5 minggu terakhir, ribuan pasien, staf medis dan pengungsi terjebak di RS Al-Shifa.
Saksi Mata Sebut Ada 6 Tank yang Masuk RS Al-Shifa
Seorang saksi mata di dalam RS Al-Shifa, Khader Zaanoun mengatakan tank-tank IDF dan para tentara telah mulai memasuki Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ia mengatakan, terdapat 6 tank dan lebih dari 100 tentara yang telah memasuki IGD RS Al-Shifa.
“Saya melihat enam tank di dalam rumah sakit dan lebih dari seratus tentara komando, mereka memasuki unit gawat darurat utama," kata Khader Zaanoun, dikutip dari BBC.
Khadeer mengatakan para tentara IDF yang memasuki IGD tampak mengenakan masker.
"Beberapa tentara mengenakan masker," jelas Khadeer.
Khadeer yang melihat tentara IDF masuk dengan berteriak dalam bahasa Arab meminta semuanya untuk tetap di tempat.
"Mereka berteriak dalam bahasa Arab 'jangan bergerak, jangan bergerak'.” terangnya.
Sebelumnya, Khader mengatakan IDF telah menembakkan bom asap yang menyebabkan orang-orang lemas.
Ia juga sempat melihat beberapa tentara memasuki departemen bedah khusus.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel