Israel Serang Masjid di Gaza, Setidaknya 50 Orang Meninggal di Waktu Salat
Pesawat tempur Israel menargetkan sebuah masjid yang sedang penuh dengan jemaah di waktu salat. Sekitar 50 orang meninggal dunia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
“Perpindahan antar gedung Kompleks al-Shifa sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa siapa pun yang mencoba melakukannya,” katanya.
Israel menuduh rumah sakit tersebut merupakan “pusat komando” milik Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh kelompok perlawanan Palestina.
Baca juga: Sheikh Naim Qassem Bersumpah Lenyapkan Israel jika Berani Usir Warga Palestina dari Jalur Gaza
Hamas telah meminta PBB untuk membentuk tim investigasi untuk membantah tuduhan Tel Aviv mengenai rumah sakit tersebut.
Update Perang Israel-Hamas
Berikut situasi terkini di Jalur Gaza, dikutip dari Al Jazeera.
- Gaza terus diserang militer Israel selama 41 hari berturut-turut.
Dalam semalam, muncul laporan kematian warga Palestina di seluruh Jalur Gaza.
Namun PBB kini mengatakan bahwa hanya ada satu rumah sakit di Gaza utara yang mampu menerima pasien.
- Pasukan Israel terus beroperasi di Rumah Sakit al-Shifa.
Semakin sulit untuk menghubungi ratusan staf medis, pengungsi dan pasien – beberapa di antaranya adalah bayi prematur – yang masih berada di dalam rumah sakit itu.
Muncul laporan yang belum terkonfirmasi mengenai interogasi terhadap warga Palestina dan pembatasan pergerakan mereka.
Saat ini Israel berupaya menemukan bukti adanya markas besar Hamas yang telah beroperasi di al-Shifa.
Baca juga: Benarkah Israel Bangun Benteng Rahasia di Bawah Al-Shifa, RS Terbesar di Gaza?
- Presiden AS Joe Biden terus mendukung Israel, meskipun tidak ada bukti adanya pusat komando dan kendali Hamas di RS Al-Shifa.
Dia mengatakan AS mempunyai intelijennya sendiri, tapi tidak memberitahu intelijen yang mana.
- Pada hari Rabu (15/11/2023), setelah lebih dari sebulan konflik di mana lebih dari 11.000 warga Palestina dan 1.200 warga Israel tewas, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan perpanjangan jeda kemanusiaan dan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza.
AS abstain dalam pemungutan suara pada resolusi tersebut.
Resolusi itu tidak menyebutkan kata ‘gencatan senjata’.
Israel telah menolak keputusan Dewan Keamanan yang mengikat secara hukum tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)