6 Kementerian Mau Ditutup Demi Biayai Perang Gaza, Negara Terima Sumbangan, Tanda Israel Bangkrut?
kementerian keuangan Israel disebut menyarankan penutupan enam kementerian untuk membantu mendanai serangan yang diperkirakan menelan biaya Rp 790 T
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Enam Kementerian Mau Ditutup Demi Biayai Perang Gaza, Tanda-Tanda Israel Bangkrut?
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menutup enam kementerian untuk mendanai perang di Gaza untuk membasmi milisi pembebasan Palestina, Hamas.
Perang di Gaza rupanya sangat menguras kas negara Israel yang sejak hari pertama perang pada 7 Oktober 2023 tak berhenti melakukan bombardemen di Jalur Gaza.
Laporan Memo menyebut, kementerian keuangan Israel disebut akan menyarankan penutupan sejumlah kementerian untuk membantu mendanai serangan yang diperkirakan menelan biaya 51 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp 790 triliun.
Baca juga: Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas
Sebelumnya ekonom Galit Altstein di Bloomberg News mengatakan, perekonomian Israel menderita kerugian yang signifikan karena perang.
Tekanan perekonomian Israel itu dilaporkan mencapai 260 juta dolar AS (sekitar Rp 4 Triliun) setiap hari lantaran berhentinya operasional sektor industri dan dunia kerja.
Mobilisasi warga menjadi tentara cadangan membuat perekonomian berhenti karena tidak ada yang bekerja.
Baca juga: Friendly Fire, Sesama Tentara Israel Saling Tembak Sendiri: Pasukan Lapis Baja Vs Infanteri di Gaza
Sinyal Kebangkrutan
Di tengah memanasnya perang, Kementerian Keuangan Israel merilis aturan baru yang memperbolehkan pemerintah Tel Aviv untuk menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung biaya operasional perang.
Lewat peraturan tersebut nantinya masyarakat Israel, perusahaan swasta maupun yayasan filantropi bisa memberikan sumbangan dana secara langsung kepada pemerintah pusat, sebagaimana dikutip dari laman Haaretz
“Pemerintah merilis pedoman baru agar diperbolehkan menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung perang, kebijakan tersebut juga mengizinkan pemerintah untuk memperpanjang masa berlakunya," ujar Kementerian Keuangan Israel.
Adapun besaran donasi atau sumbangan yang bisa diberikan masyarakat yakni maksimal sebesar 94 ribu dolar untuk organisasi bisnis dan 130 ribu dolar AS untuk organisasi nirlaba.
Kebijakan baru itu diadopsi PM Israel Benjamin Netanyahu usai negaranya mengalami defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel atau sekitar 6 miliar dolar AS selama Oktober 2023.
Tak sampai disitu, memanasnya perang antara pasukan Israel dengan militan Hamas di jalur Gaza membuat pendapatan Israel selama bulan sebulan terakhir turun 15,2 persen dampak penangguhan pajak dan susutnya pendapatan jaminan sosial.
“Sebagai sebuah persentase dari PDB, defisit selama 12 bulan sebelumnya naik menjadi 2,6 persen di bulan Oktober dari 1,5 persen di bulan September,” kata kementerian Keuangan Israel.