Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Kementerian Mau Ditutup Demi Biayai Perang Gaza, Negara Terima Sumbangan, Tanda Israel Bangkrut?

kementerian keuangan Israel disebut menyarankan penutupan enam kementerian untuk membantu mendanai serangan yang diperkirakan menelan biaya Rp 790 T

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in 6 Kementerian Mau Ditutup Demi Biayai Perang Gaza, Negara Terima Sumbangan, Tanda Israel Bangkrut?
AFP/JACK GUEZ
Awak artileri Israel menyiapkan peluru di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (JACK GUEZ / AFP) 

Enam Kementerian Mau Ditutup Demi Biayai Perang Gaza, Tanda-Tanda Israel Bangkrut?

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menutup enam kementerian untuk mendanai perang di Gaza untuk membasmi milisi pembebasan Palestina, Hamas.

Perang di Gaza rupanya sangat menguras kas negara Israel yang sejak hari pertama perang pada 7 Oktober 2023 tak berhenti melakukan bombardemen di Jalur Gaza.

Laporan Memo menyebut, kementerian keuangan Israel disebut akan menyarankan penutupan sejumlah kementerian untuk membantu mendanai serangan yang diperkirakan menelan biaya 51 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp 790 triliun.

Baca juga: Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas

Sebelumnya ekonom Galit Altstein di Bloomberg News mengatakan, perekonomian Israel menderita kerugian yang signifikan karena perang.

Tekanan perekonomian Israel itu dilaporkan mencapai 260 juta dolar AS (sekitar Rp 4 Triliun) setiap hari lantaran berhentinya operasional sektor industri dan dunia kerja.

Mobilisasi warga menjadi tentara cadangan membuat perekonomian berhenti karena tidak ada yang bekerja.

Baca juga: Friendly Fire, Sesama Tentara Israel Saling Tembak Sendiri: Pasukan Lapis Baja Vs Infanteri di Gaza

Gambar satelit handout yang dirilis Maxar Technologies pada 12 November 2023 menunjukkan kerusakan di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Jalur Gaza. Lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam pemboman Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, sejak perang meletus setelah militan Palestina menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober dan menewaskan sedikitnya 1.200 orang, menurut angka resmi Israel.
Gambar satelit handout yang dirilis Maxar Technologies pada 12 November 2023 menunjukkan kerusakan di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Jalur Gaza. Lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam pemboman Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, sejak perang meletus setelah militan Palestina menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober dan menewaskan sedikitnya 1.200 orang, menurut angka resmi Israel. (Citra satelit ©2023 Maxar Technologies / AFP)

Sinyal Kebangkrutan

Berita Rekomendasi

Di tengah memanasnya perang, Kementerian Keuangan Israel merilis aturan baru yang memperbolehkan pemerintah Tel Aviv untuk menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung biaya operasional perang.

Lewat peraturan tersebut nantinya masyarakat Israel, perusahaan swasta maupun yayasan filantropi bisa memberikan sumbangan dana secara langsung kepada pemerintah pusat, sebagaimana dikutip dari laman Haaretz

“Pemerintah merilis pedoman baru agar diperbolehkan menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung perang, kebijakan tersebut juga mengizinkan pemerintah untuk memperpanjang masa berlakunya," ujar Kementerian Keuangan Israel.

Adapun besaran donasi atau sumbangan yang bisa diberikan masyarakat yakni maksimal sebesar 94 ribu dolar untuk organisasi bisnis dan 130 ribu dolar AS untuk organisasi nirlaba.

Kebijakan baru itu diadopsi PM Israel Benjamin Netanyahu usai negaranya mengalami defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel atau sekitar 6 miliar dolar AS selama Oktober 2023.

Tak sampai disitu, memanasnya perang antara pasukan Israel dengan militan Hamas di jalur Gaza membuat pendapatan Israel selama bulan sebulan terakhir turun 15,2 persen dampak penangguhan pajak dan susutnya pendapatan jaminan sosial.

“Sebagai sebuah persentase dari PDB, defisit selama 12 bulan sebelumnya naik menjadi 2,6 persen di bulan Oktober dari 1,5 persen di bulan September,” kata kementerian Keuangan Israel.

Awak artileri Israel menyiapkan peluru di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (JACK GUEZ / AFP)
Awak artileri Israel menyiapkan peluru di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (JACK GUEZ / AFP) (AFP/JACK GUEZ)

Sumbangan ke Negara Malah Ganggu Kesejahteraan Warga

Akibat pembengkakan defisit sejumlah layanan keuangan global, seperti S&P terpaksa memangkas prospek peringkat Israel menjadi negatif, diikuti Moody's dan Fitch yang kompak meninjau ulang peringkat Israel untuk kemungkinan penurunan peringkat.

Meski penggalangan dana dapat menyelamatkan Israel dari ancaman deflasi, namun kebijakan tersebut mengundang kritik sejumlah pihak.

Termasuk direktur lembaga pemikir kebijakan Adva Center, Prof. Yossi Dahan, menurutnya sumbangan yang didapat dari masyarakat tidak dapat diterima untuk menjalankan fungsi operasional suatu negara, lantaran cara ini dapat mengganggu stabilitas dan kesejahteraan warganya di tengah ancaman perang.

Sejumlah ekonom menilai kemunduran yang dialami Israel merupakan sinyal bahwa negara ini mulai mengalami kebangkrutan.

Proyeksi tersebut diperkuat dengan pernyataan Bank Dunia yang menyebut ekonomi Israel tengah mengalami kemerosotan tajam buntut dari anjloknya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen serta gerakan boikot yang dilakukan masyarakat global terhadap perusahaan yang dianggap mendukung Israel.

(oln/namira/*/blmbrg/memo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas