83 Masjid Hancur akibat Serangan Udara Israel di Gaza, 170 Lainnya Alami Kerusakan
Sebanyak 83 masjid hancur akibat serangan udara Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Media pemerintah di Gaza mengungkapkan sebanyak 83 masjid hancur akibat serangan udara Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, 170 masjid lainnya di Gaza mengalami kerusakan.
Dilansir Al Jazeera, warga Palestina menuduh Israel dengan sengaja menargetkan masjid-masjid.
Di sisi lain, pasukan Israel membuat klaim yang tidak berdasar bahwa masjid-masjid telah digunakan Hamas untuk melindungi mereka dari serangan.
Diberitakan Fars News Agency, tiga gereja juga terdampak serangan Israel di Gaza.
Lebih dari 43.000 unit rumah hancur total, sementara 225.000 unit rusak.
Baca juga: AS Enggan Dijuluki Genosida Joe, John Kirby: Israel Tak Berniat Hapus Palestina
Sebanyak 60 persen unit pemukiman di Jalur Gaza disebut terkena dampak pemboman Israel.
Pihak berwenang mengatakan, 25 rumah sakit dan 52 pusat kesehatan juga tidak berfungsi sejak serangan dilancarkan Israel.
Pasukan Israel juga disebut menargetkan 55 ambulans.
Puluhan ambulans sudah tidak dapat digunakan karena kekurangan bahan bakar.
Hamas Hampir Capai Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel
Pemimpin Hamas mengatakan, kelompok militan Palestina hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, Selasa (21/11/2023).
"Pejabat Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar," ujar Ismail Haniyeh dalam sebuah pernyataan, Selasa, seperti diberitakan Reuters.
Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga: PBB Gagal Bujuk Israel Setop Pemboman, Iran: Simpati untuk Gaza Tak Lagi Cukup
Namun seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa negosiasi dipusatkan pada berapa lama gencatan senjata akan berlangsung.
Selain itu, negosiasi juga terkait pengaturan pengiriman bantuan ke Gaza dan pertukaran sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina di Israel.
Kedua belah pihak akan membebaskan perempuan dan anak-anak dan rinciannya akan diumumkan oleh Qatar, yang menjadi penengah dalam negosiasi tersebut.
Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangannya pada 7 Oktober 2023 di Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Mirjana Spoljaric, bertemu Haniyeh di Qatar pada hari Senin untuk mengajukan masalah kemanusiaan terkait konflik tersebut.
Dia juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar.
Baca juga: WFP Sebut 2,2 Juta Orang di Gaza Butuh Bantuan Pangan Mendesak: Kami Perlu Akses dan Sumber Daya
ICRC mengatakan, pihaknya bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera.
Namun, ICRC sebagai perantara yang netral.
ICRC pun siap memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak.
Pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan telah beredar selama berhari-hari.
Reuters melaporkan pekan lalu bahwa mediator Qatar sedang mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari yang akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza.
Baca juga: Serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza, 200 pasien dievakuasi, WHO sebut mengerikan
Dikutip dari Al Jazeera, kini ratusan warga Palestina terjebak di dalam Rumah Sakit Indonesia yang dikepung tank Israel.
Serangan Israel di Rumah Sakit Indonesia telah menewaskan 12 orang.
Serangan udara Israel di Gaza berlanjut sepanjang malam, antara lain menghantam kamp pengungsi Bureij, Rafah, dan Kota Gaza.
Lebih dari 13.300 orang telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)