Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Umum PBNU: Gerakan Boikot Produk Israel Penting untuk Dapatkan Perhatian Politik

Gus Yahya menilai boikot yang dilakukan oleh masyarakat sangat penting untuk mendapatkan perhatian politik.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ketua Umum PBNU: Gerakan Boikot Produk Israel Penting untuk Dapatkan Perhatian Politik
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. Ia menanggapi gerakan boikot yang dilakukan oleh masyarakat terhadap produk Israel. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi gerakan boikot yang dilakukan oleh masyarakat terhadap produk Israel.

Gerakan boikot ini merupakan bentuk protes terhadap aksi agresi Israel terhadap wilayah Gaza, Palestina.

Gus Yahya menilai boikot yang dilakukan oleh masyarakat sangat penting untuk mendapatkan perhatian politik.

"Gerakan boikot cukup penting untuk dapatkan perhatian politik dan saya kira sekarang juga sudah (dilakukan)," ucap Gus Yahya dalam konferensi pers Road to R20, Selasa (21/11/2023).

Meski begitu, Gus Yahya menilai gerakan boikot tidak cukup dalam menyikapi serangan Israel terhadap Palestina.

Mengingat saat ini, kelompok yang mendukung Israel juga melakukan gerakan boikot terhadap produk yang dianggap pro Palestina.

Berita Rekomendasi

"Boikot juga dilakukan aktor-aktor besar, seperti Disney, Sony Pictures boikot platform X. Karena X tayangkan postingan dari Gaza. Mereka boikot X dan cabut iklan dari X, mereka melakukan boikot," ungkap Gus Yahya.

Dirinya meminta gerakan yang dilakukan harus efektif dalam menghentikan serangan Israel terhadap wilayah Gaza.

Seruan untuk penghentian penyerangan, kata Gus Yahya, harus dilakukan oleh masyarakat internasional.

"Ini harus dihentikan segera. Serangan harus dihentikan segera. Ini kita sampaikan terus menerus. Bukan cuma kita aja, tp semua pihak di seluruh dunia, apalagi yang tergabung dalam R20 ini. Mereka juga tak henti-hentinya meneriakkan tuntutan yang sama," pungkas Gus Yahya.

Seperti diketahui, pihak berwenang di Gaza pada Senin (20/11/2023) mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang.

Dalam sebuah pernyataan, kantor media pemerintah Hamas yang berbasis di Gaza menyampaikan, jumlah korban tewas tersebut mencakup 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.

Korban tewas juga mencakup 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat pertahanan sipil, dan 60 jurnalis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas