Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Staf WHO Bersama Anak dan Suami Tewas Dibom Israel Saat Mengungsi ke Gaza Selatan

Dima Abdullatif tewas bersama bayinya yang berusia 6 bulan, suami serta 2 saudara laki-lakinya oleh bom Israel saat mengungsi ke Gaza Selatan.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Staf WHO Bersama Anak dan Suami Tewas Dibom Israel Saat Mengungsi ke Gaza Selatan
AFP/BASHAR TALEB
Seorang pria bergegas membawa bayi ke rumah sakit Al-Shifa menyusul pemboman Israel yang menghantam sebuah rumah di lingkungan Mansura Kota Gaza, di pinggiran timur Shujaiya pada 4 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Bashar TALEB / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO, mengkonfirmasikan Dima Abdullatif Mohammed Alhaj (29), seorang stafnya yang bekerja untuk para pengungsi tewas dibom oleh tentara Israel saat dia bersama keluarganya mengungsi ke rumah orangtuanya di Gaza Selatan.

Dima Abdullatif Mohammed Alhaj tewas bersama bayinya yang masih berusia 6 bulan dan suami serta 2 saudara laki-lakinya.

Selama ini Dima dan keluarganya tinggal di Kota Gaza dan kemudian memutuskan mengungsi ke Gaza selatan ketika Israel membombardir Kota Gaza.

Sehari-harinya Dima bekerja sebagai administrator pasien di Pusat Rekonstruksi Anggota Badan, bagian penting dari Tim Trauma dan Darurat WHO.

"Dima meninggal hari ini ketika rumah orang tuanya di Gaza selatan-tempat dia mengungsi dari Kota Gaza, dibom," sebut WHO dalam keterangan resmi di website-nya, Rabu (22/11/2023).

Rumah orangtua Dima yang menjadi sasaran serangan bom Israel juga ditempati sejumlah keluarga lainnya yang juga turut menjadi pengungsi. Total jumlahnya mencapai sekitar 50 orang.

Mereka semua tewas menjadi korban serangan yang dilancarkan Israel.

BERITA REKOMENDASI

Dima meraih gelar sarjana di bidang Ilmu Lingkungan dan Kebumian dari Universitas Islam Gaza, dan terus belajar dan bekerja di bidang isu lingkungan dan kesehatan. Ia merupakan mahasiswa magister di Universitas Glasgow, Skotlandia, Inggris, sebagai bagian dari program pertukaran Erasmus pada tahun 2018-2019.

Baca juga: Ratusan Pengungsi dan Pasien Masih Terjebak di Rumah Sakit Indonesia yang Dikepung Tank Israel

"Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan kesedihan kami," tulis Dirjen WHO Tedros Adhanom di akun X pribadinya.

WHO juga menginformasikan kematian Dima dan keluarganya adalah contoh dari kehilangan yang sia-sia dan tidak masuk akal dalam konflik yang terjadi di Gaza.

Baca juga: Jepang Melobi Houthi Yaman untuk Bebaskan Kapal Kargo Israel yang Mereka Tangkap di Laut Merah

Warga sipil terpaksa harus meninggal di rumah mereka, di tempat kerja, saat mengungsi, saat berlindung di sekolah dan saat dirawat di rumah sakit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas