Kim Jong Un Uji Citra Satelit Mata-mata, Periksa Wilayah Korea Selatan dan Pearl Harbor
Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un baru saja memeriksa citra satelit mata-mata yang telah diluncurkan pada Rabu (22/11/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un baru saja memeriksa citra satelit mata-mata yang telah diluncurkan pada Rabu (22/11/2023).
Kim pun memeriksa tangkapan citra satelit yang memetakan ibu kota Korea Selatan, Seoul dan Pangkalan Militer Amerik Serikat (AS) di Pearl Harbor.
"Kim memeriksa beberapa foto pangkalan militer AS dan Korea Selatan, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbor dan Pangkalan Angkatan Udara Hickam di Hawaii, selama kunjungan ke Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional (NATA) di Pyongyang," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada hari Sabtu (24/11/2023).
Kim juga melihat gambar kota Busan, Mokpo, Kunsan, Pyeongtaek dan Osan di Korea Selatan, yang semuanya menampung instalasi militer, kata KCNA.
Gambar-gambar tersebut termasuk gambar kapal induk bertenaga nuklir AS USS Carl Vinson, yang saat ini berada di Busan.
Pyongyang pada Selasa (21/11/2023) mengklaim telah berhasil menempatkan satelit mata-mata pertamanya, Malligyong-1, ke orbit.
Baca juga: Jelang Musim Dingin Semenanjung Korea Makin Panas, Kim Jong Un Kirim Ribuan Pasukan ke Perbatasan
Korea Utara meluncurkan roket yang membawa satelit mata-mata ke orbit pada Rabu (22/11/2023).
Dan akan melakukannya lagi pada Jumat (1/12/2023) mendatang.
Dikutip dari Reuters, Pyongyang pun memberi tahu Jepang dan Korea Selatan soal rencana tersebut.
Peluncuran itu menjadi upaya ketiga pemerintahan Kim Jong Un untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit meski melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun, pejabat dan analis pertahanan Korea Selatan mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan kemampuan satelit tersebut.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan klaim Korea Utara berlebihan mengingat waktu yang singkat sejak peluncuran satelit tersebut.
Baca juga: Setelah Ketemu Vladimir Putin, Kim Jong Un Lanjutkan Rencana Luncurkan Satelit Mata-mata ke Orbit
“Bahkan jika memasuki orbit normal, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pengintaian normal,” kata Shin seperti dikutip Kantor Berita Yonhap pada Kamis.
Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengutuk peluncuran satelit minggu ini, yang dilarang berdasarkan sanksi PBB yang dimaksudkan untuk menggagalkan pengembangan rudal balistik di negara tersebut.
Sementara itu, waktu mendengar rencana peluncuran satelit ini, Badan Keamanan Maritim Korea Selatan [un memberikan tanggapan.
Dengan cepat, Seoul memperingatkan kapal-kapal yang berlayar di dekat wilayah peluncuran itu.
Para pejabat mengatakan bahwa meski pun Korea Utara membutuhkan satelit mata-mata untuk meningkatkan pemantauannya terhadap Korea Selatan, peluncuran itu punya tujuan lain.
Yakni untuk memperkuat program rudal jarak jauhnya.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakku saat ini pihaknya mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara.
Menurut Seoul, Korea Utara sebelumnya meluncurkan satelit mata-mata pada dini hari, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.
Baca juga: Korea Utara Masukkan Senjata Nuklir di UU, Kim Jong Un Ingin Lawan Ancaman AS
Pada Selasa (21/11/2023), Penjaga Pantai Jepang membenarkan bahwa Korea Utara memberikan pemberitahuan tentang peluncuran tersebut.
"Roket itu akan ditembakkan ke arah Laut Kuning dan Laut China Timur," terang Penjaga Pantai Jepang.
Pemberitahuan itu juga memicu kecaman langsung dari Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.
Dikutip Ap News, Kishida mengatakan sistem pertahanan udara Jepang, termasuk kapal perusak Aegis dan rudal pertahanan udara PAC-3, siap menghadapi situasi tak terduga yang (akan) muncul.
"Bahkan jika tujuannya adalah untuk meluncurkan satelit, penggunaan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kishida kepada wartawan.
"Ini juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keamanan nasional," tegasnya.
Ia mengatakan kepada para pejabat untuk mencoba membujuk Pyongyang agar membatalkan rencana peluncuran tersebut melalui kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, lapor Kyodo News.
Baca juga: Kim Jong Un Bawa Korea Utara Makin Dekat dengan China
Dewan Keamanan PBB melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara karena menganggap peluncuran tersebut sebagai uji coba terselubung terhadap teknologi misilnya.
Korea Utara telah berusaha meluncurkan satelit mata-mata dua kali pada awal tahun ini, namun gagal karena alasan teknis.
Dan dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya akan segera mencobanya lagi.
Awalnya, peluncuran ini dijadwalkan pada bulan Oktober, entah karena alasan apa sampai akhirnya diundur bulan ini.
Pyongyang mengaku butuh satelit mata-mata untuk menghadapi meningkatnya ancaman militer dari pimpinan AS.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)