Netanyahu Kesal Dikritik Spanyol dan Belgia, Sanchez: Israel Harus Akui Negara Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah karena Spanyol dan Belgia meminta Israel melakukan gencatan senjata dan berhenti bunuh sipil Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Sementara itu, Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo mendesak Israel untuk menghormati hukum internasional.
"Israel harus menghormati hukum kemanusiaan internasional dan pembunuhan warga sipil harus dihentikan," kata De Croo.
Pemimpin Spanyol dan Belgia itu menjadi sebagian kecil dari anggota Uni Eropa yang menekankan gencatan senjata dan penghormatan HAM di Gaza.
Sementara itu, media Belgia dan Spanyol yang mendampingi kunjungan mereka mengatakan terkejut dengan reaksi Israel karena komentar kedua perdana menteri itu sama dengan pesan yang disampaikan ketika bertemu Netanyahu.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Israel Tembaki Warga Palestina yang Kembali ke Gaza Utara saat Gencatan Senjata 4 Hari
Desakan dari pemimpin Spanyol dan Belgia ini menyusul pemboman Israel yang masif di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina.
Israel menanggapi Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.083 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (25/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel