Penghasilan Rakyatnya Rata-rata Rp 900 Juta Per Tahun, Kenapa Israel Bisa Kaya Banget?
pendapatan rata-rata warga Israel mencapai Rp 902,9 juta per tahun. Negara ini menjadi yang kedua tertinggi di Timur Tengah soal pendapatan per kapita
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Selain itu, AS memandang Israel sebagai negara sekutunya yang sangat penting di Timur Tengah. Secara formil, Washington menilai Israel memiliki kesamaan tujuan dan memiliki komitmen bersama terhadap apa yang disebut sebagai “nilai-nilai demokrasi.”
Secara geopolitik, Israel menjadi sekutu sentral AS untuk menancapkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.
Menurut US Congressional Research Service, “bantuan luar negeri Amerika telah menjadi komponen utama dalam memperkuat dan memperkuat hubungan ini [Tel Aviv-Washington]. Para pejabat AS dan banyak anggota parlemen telah lama menganggap Israel sebagai mitra penting di kawasan ini.”
Badan bantuan luar negeri pemerintah AS, pada gilirannya, mengatakan kalau bantuan Amerika “membantu memastikan bahwa Israel mempertahankan Keunggulan Militer Kualitatif (QME) terhadap potensi ancaman regional.”
Badan tersebut menambahkan kalau tujuannya adalah untuk memastikan Israel “cukup aman untuk mengambil langkah bersejarah yang diperlukan untuk mencapai perjanjian damai dengan Palestina dan untuk perdamaian regional yang komprehensif.”
Krisis Ekonomi Berubah Menjadi Kesuksesan?
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar online India, Profesor Tomer Fadlon, dosen dan penasihat akademis untuk program master di bidang siber, politik dan pemerintahan di Universitas Tel Aviv, mengatakan kalau sejarah Israel mencerminkan “kisah sukses sebuah bangsa yang menghadapi krisis sumber daya yang parah."
“Kelangkaan ditambah dengan krisis ekonomi itulah yang membuat kita mencari yang lebih baik dan lebih jauh lagi, serta mencari jalan untuk bertumbuh. Langkanya sumber daya membuat kita bekerja lebih keras, dan hal ini merangkum seluruh keberhasilan ekonomi yang telah terjadi,” ia menggarisbawahi poin terpenting dari kesuksesan Israel sebagai sebuah negara.
Menggenjot Riset and Development
Profesor tersebut merujuk pada liberalisasi ekonomi Israel pada tahun 1985 sebagai bagian dari reformasi ekonomi, yang terjadi setelah krisis ekonomi di negara tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, ketika pemerintah Israel menghabiskan banyak uang untuk pertahanan.
Menurutnya, salah satu hasil positif dari liberalisasi ekonomi adalah dorongan Israel untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D).
“… Israel membuka pintu bagi investasi asing langsung (FDI), dan pengeluaran pemerintah untuk keamanan dan pertahanan turun dari sekitar 25 persen PDB menjadi sekitar 5-6%,” Fadlon menekankan.
Dia menambahkan kalau pada awal tahun 1990an, Israel mulai mengeluarkan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan.
“Akibatnya, pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sebagai bagian dari PDB meningkat drastis hingga 5% dan menciptakan kesenjangan antara Israel dan negara-negara lain,” kata profesor tersebut.
Pada tahun 2021, pengeluaran Israel untuk penelitian dan pengembangan melonjak hingga 5,6% dari PDB, tertinggi di dunia yang diikuti oleh Korea Selatan (4,9%) dan Taiwan (3,8%), merujuk pada data perkiraan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) atau Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.
"Kami [Israel] beruntung karena kami menghabiskan dana (untuk) penelitian jauh sebelum orang lain dan, pada saat teknologi informasi berkembang pesat, kami telah mencapai keunggulan komparatif," kata Fadlon.