Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Ayah Bella Hadid soal Nakba 1948, Mohamed Hadid: Yahudi Usir Kami dari Palestina

Mohamed Hadid menceritakan Nakba 1948 ketika keluarganya diusir imigran Yahudi yang ditampung di rumahnya di Palestina. Mereka dilarang kembali.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Cerita Ayah Bella Hadid soal Nakba 1948, Mohamed Hadid: Yahudi Usir Kami dari Palestina
Ammar ABD RABBO / Festival Film Laut Merah / AFP
Pengusaha Palestina Mohamed Hadid berjalan di Karpet Merah pada hari ke-8 Festival Film Internasional Laut Merah, di Jeddah, Arab Saudi, pada 8 Desember 2022. -- Ayah Bella Hadid ini menceritakan kesulitan keluarganya saat Nakba tahun 1948. 

"Keluarga saya dan ayah bertemu kembali di kamp pengungsi Suriah setelah beberapa hari diusir dari rumahnya sendiri," kata Mohamed Hadid.

Mohamed Hadid: Antisemitisme berasal dari Barat

Warga Palestina menumpang kereta kuda untuk mengevakuasi diri dan keluarganya menuju Gaza Selatan menghindari pecahnya pertempuran antara pejuang Hamas melawan tentara Israel, IDF, Minggu, 12 November 2023. (AFP)
Warga Palestina menumpang kereta kuda untuk mengevakuasi diri dan keluarganya menuju Gaza Selatan menghindari pecahnya pertempuran antara pejuang Hamas melawan tentara Israel, IDF, Minggu, 12 November 2023. (AFP) (AFP)

Baca juga: Serukan Pemecatan Netanyahu, Ehud Barak: Dia Tidak Layak Memimpin Israel

Ketika membahas antisemitisme, Mohamed Hadid menyoroti antisemitisme berasal dari Eropa dan mempengaruhi masyarakat di wilayah tersebut.

“Hal ini terjadi baik di Eropa Timur maupun di Barat, terhadap masyarakat di kawasan kami. Tapi saya tidak bisa anti-Semit; saya sendiri berasal dari ras Semit (ras Timur Tengah, termasuk Yahudi dan Arab). Saya berasal dari tanah tempat Yesus Kristus dilahirkan. Saya tidak bisa melawan diri saya sendiri," kata Mohamed Hadid.

Dia menggarisbawahi bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Palestina adalah sepupu sebagai keturunan Abraham.

Meski mereka mungkin memiliki perspektif yang berbeda, mereka tidak bisa menjadi musuh.

“Tiga agama bersatu di negeri ini. Oleh karena itu, kita tidak bisa melawan mereka, dan mereka tidak bisa melawan kita,” katanya.

Pengungsi Palestina tiba di zona yang lebih aman di selatan Kota Gaza pada 12 November 2023, setelah meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza utara di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Pengungsi Palestina tiba di zona yang lebih aman di selatan Kota Gaza pada 12 November 2023, setelah meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza utara di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Mahmud HAMS / AFP)
BERITA REKOMENDASI

Mohamed Hadid menambahkan, salah satu kesedihan terbesar di dunia adalah orang-orang tidak dapat kembali ke tanah tempat mereka dilahirkan, hidup atau mati.

“Tidak seorang pun boleh mengalami rasa sakit yang menghalangi mereka untuk kembali ke tanah tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan, baik dalam hidup atau mati,” katanya.

Meski orang tua dan neneknya ingin dimakamkan di tempat kelahirannya, Mohamed Hadid mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan karena mereka harus mengungsi dari wilayah itu sebagai pengungsi.

Ia juga berbagi cerita tentang neneknya yang tidak bisa dimakamkan di Palestina setelah kematiannya di Pulau Rhodes selama berada di sana.

“Ini adalah cara terdekat yang bisa kami lakukan untuk membawanya ke Palestina,” katanya.


Mohamed Hadid juga mengatakan dia harus menguburkan orang tuanya di AS.

"Saya juga ingin dimakamkan di tanah tempat saya dilahirkan," katanya, merujuk pada wilayah Palestina.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas