Belum Puas, Erdogan Kembali Serang Netanyahu, Sebut Dia 'Tukang Jagal di Gaza'
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjuluki Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "tukang jagal di Gaza".
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjuluki Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "tukang jagal di Gaza".
Julukan itu disampaikan Erdogan di tengah rapat parlemen pada Rabu (29/11/2023).
Pada momen itu, Erdogan menyinggung dugaan kejahatan yang diduga dilakukan Netanyahu di Gaza.
Dia dengan tegas mengecam operasi militer di wilayah permukiman orang Palestina.
"Turki akan melakukan segala upaya untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel di bawah undang-undang internasional dan tanggung jawab moral," kata Erdogan dikutip dari Russian Today.
Erdogan berujar telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Gaza. Di tengah itu semua, menurut Erdogan, negara-negara Barat justru bersikap apatis.
Perang antara Israel dan Hamas meletus tanggal 7 Oktober 2023 setelah Hamas melancarkan serangan tiba-tiba.
Kata Erdogan, Israel membalas serangan itu dengan sejenis "genosida".
"Semacam genosida dengan memutus aliran makanan, bahan bakar, obat-obatan, roti, listrik, air, dan komunikasi untuk 2,3 juta orang, menindas mereka di dalam penjara terbuka seluas 360 km persegi."
"Netanyahu yang melakukan salah satu kejahatan terbesar pada abad lalu di Gaza telah menuliskan namanya dalam sejarah sebagai 'tukang jagal di Gaza,'" katanya.
Baca juga: Presiden Turki Erdogan ke Sekjen PBB: Israel Harus Diadili atas Kejahatan Perang di Gaza
Sebelumnya, Erdogan juga menyebut Israel sebagai "negara teroris". Netanyahu kemudian membalas dengan berujar bahwa Erdogan telah mendukung "negara teroris Hamas".
Adapun serangan yang dilancarkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan telah menewaskan lebih dari 16.000 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak
Minta Israel diadili
Sebelumnya, Erdogan telah meminta Israel diseret ke pengadilan internasional atas kejahatannya di Jalur Gaza.