Gencatan Senjata Berakhir Israel Akan Perangi Hamas Lagi, Netanyahu: 'Itu Adalah Kebijakan Saya'
Pihak penengah yaitu Qatar dan Mesir terus berusaha melobi serengkaian perjanjian agar jeda peperangan tersebut bisa diperpanjang.
Penulis: Hendra Gunawan
“Saya berharap untuk membahas hal ini besok ketika saya berada di Israel untuk bertemu dengan pemerintah. Dan sekali lagi, kami memiliki rekan-rekan lain di pemerintahan yang sedang berupaya keras untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Blinken.
“Kami ingin jeda ini diperpanjang karena hal pertama dan terpenting yang bisa dilakukan adalah pembebasan para sandera, pulang ke rumah, dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Utusan khusus presiden untuk urusan penyanderaan Roger Carstens juga diperkirakan akan mengunjungi Israel pada hari Kamis.
Ada sekitar delapan orang Amerika yang termasuk di antara para tawanan.
Qatar dan Mesir, yang memediasi pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan Israel di Doha dengan bantuan AS dilaporkan sedang mengerjakan dua kesepakatan secara bersamaan.
Upaya yang lebih besar dan signifikan dapat mencakup pembebasan 159 sandera yang tersisa dan berakhirnya perang Gaza yang dimulai ketika Hamas membunuh lebih dari 1.200 orang ketika mereka menyusup ke Israel pada tanggal 7 Oktober.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari tampak secara terbuka mengkonfirmasi upaya ini selama percakapan dengan CNN.
“Negosiasi kami mengenai perempuan dan anak-anak menempati posisi terpenting dalam diskusi tersebut, namun jelas kami bergerak menuju pembebasan laki-laki sipil,” kata Ansari merujuk pada kesepakatan yang lebih besar.
Namun agar Qatar bisa fokus pada kesepakatan yang lebih besar, pertama-tama mereka harus memperpanjang jeda pertempuran setelah Kamis pagi.
Pengaturan seperti itu dapat mengakibatkan pembebasan 20 hingga 30 warga Israel selama dua hingga tiga hari ke depan melalui perpanjangan waktu. (CNN/Jpost/ewa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.