Pengakuan Tentara Israel: Tembakan Neraka dari Berbagai Arah Gaza, Dari Serbu Jadi Penyelamatan
Tentara Israel mengatakan 'Kami mendapat serangan api neraka dari segala arah' di Gaza. Hamas mengubah situasi secara cepat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pengakuan Tentara Israel: Tembakan Neraka dari Berbagai Arah di Gaza, Operasi Serbu Jadi Penyelamatan
TRIBUNNEWS.COM - Situs berita Israel, Ynet melansir laporan rinci dan gambaran tentang pertempuran di Gaza yang menyebabkan pemecatan seorang komandan kompi dan wakilnya dari ketentaraan Israel (IDF).
Pemecatan dua pimpinan kompi itu memicu protes dan perpecahan di tubuh IDF.
Sekitar setengah kompi pasukan, dilaporkan menolak kembali bertempur di Gaza gegara pemecatan atasannya tersebut.
Baca juga: Setengah Kompi Unit Tempur IDF Tolak Kembali Bertempur di Gaza, Tentara Israel Didera Perpecahan
Dalam laporan itu, outlet media itu mengutip pernyataan tentara Israel yang mengatakan, “Kami menerima 'tembakan neraka' (hellish fire) dari segala arah (di Gaza).”
Status Berubah dari 'Operasi Serbu' Jadi 'Misi Penyelamatan'
Ynet menambahkan, pertempuran yang terjadi pada awal serangan darat mengejutkan tentara Israel.
Laporan itu menyebut, kalau tentara Israel hanya bersiap untuk konfrontasi ringan, mengantisipasi sejumlah kecil pejuang Hamas.
Namun kenyataannya, tentara IDF di fase awal invasi darat ke Gaza justru menghadapi “tembakan neraka” dari senapan mesin, senjata ringan, dan peluru RPG yang diluncurkan oleh puluhan pejuang Hamas dari berbagai arah.
"Para prajurit menunjukkan kalau situasi “dengan cepat berubah (dari operasi serbu) menjadi pertempuran penyelamatan” karena cedera yang diderita oleh unit tentara Israel yang disergap oleh perlawanan Hamas," tulis media tersebut mengutip pengakuan seorang tentara Israel.
"Persiapan untuk pertempuran itu “tidak dilakukan dengan benar,” tambah tentara Israel dalam laporan Ynet.
Tentara IDF tersebut menekankan, jika komandan kompinya tidak mengambil keputusan untuk mundur, maka akan jatuh banyak korban jiwa dari satuannya.
“(Jika kami tidak mundur) hal ini akan berakhir dengan jatuhnya korban jiwa,” kata tentara Israel tersebut.
Tentara Israel itu juga membantah pernyataan yang menyebut kalau perlindungan udara yang diberikan ke pasukan infanteri IDF tidak cukup selama pertempuran di Gaza.
Dia justru mengaitkan soal hilangnya kendali dalam pertempuran tersebut dengan kinerja dan garis komando yang tidak memadai di antara pasukan dan unit-unit tempur IDF.
Sesama IDF Saling Tembak
Soal lemahnya koordinasi dan garis komando di tentara Israel, sebuah laporan menunjukkan penyebab kematian tentara Israel di Gaza juga disebabkan oleh 'frindly fire'.
Friendly fire adalah serangan dari pasukan militer terhadap unitnya sendiri, yang disangka target saat pertempuran terjadi.
Baca juga: Brigade Al Qassam Melawan Sengit, Direktur Pemakaman Militer Israel: 50 Tentara Dikubur dalam 48 Jam
Memo melaporkan, Selasa (21/11/2023), militer Israel mengakui kalau sejak awal serangan darat di Jalur Gaza, ada beberapa kasus di mana tentara terbunuh oleh friendly fire.
Situasi Friendly Fire ini lazimnya terjadi karena tidak ada atau kurangnya koordinasi antar-pasukan di divisi yang berbeda.
Menurut media Israel, Militer Israel mengatakan kalau sebagian besar insiden “friendly fire” ini terjadi selama operasi gabungan antara pasukan lapis baja dan infanteri dalam pertempuran.
Militer Israel juga mengatakan "pihaknya terus-menerus mengevaluasi pertempuran yang sedang berlangsung, termasuk kasus-kasus baku tembak, dan dengan cepat menerapkan pembelajaran yang didapat.”
Laporan menambahkan kalau sebagian dari pembelajaran ini termasuk keputusan kalau setiap pasukan yang memasuki gedung harus menentukan posisinya di dalam gedung.
Baca juga: Eks-Analis Militer AS: Israel Mustahil Musnahkan Hamas, Tentara IDF Cuma Bocah, Terowongan 3 Tingkat
"Dan bahwa tank harus lebih berhati-hati saat menembaki gedung (agar tidak kena pasukan sendiri)," tulis laporan itu.
Menurut Israel, jumlah tentara Israel yang terbunuh sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 390 orang.
Namun, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, mengatakan jumlahnya “jauh lebih besar”.
“Militer Israel berbohong kepada publik mengenai jumlah tentara yang tewas di Jalur Gaza dan jalannya pertempuran,” katanya.
Dia memperingatkan Israel dengan mengatakan, “Kami mengharapkan lebih banyak tentara Anda yang kembali dengan tas hitam (kantung jenazah).”
(oln/Memo/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.