PM Israel Beri Sinyal Lanjutkan Perang di Gaza Usai Gencatan Senjata Rampung
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya akan melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya akan melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Pernyataan tersebut dilontarkan PM Benjamin pasca negaranya sepakat memperpanjang jeda keamanusiaan dengan Hamas selama dua hari, sebagai upaya agar sandera yang dibebaskan bisa bertambah lebih banyak lagi.
Namun memasuki hari terakhir gencatan senjata tepatnya pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 pagi. PM Netanyahu melakukan deklarasi dan bersumpah bahwa Israel akan berjuang sampai akhir.
Baca juga: Tur Israel Bareng Netanyahu hingga Diundang Hamas ke Gaza, Elon Musk Belum Siap: Tampaknya Bahaya
“Apakah Israel akan kembali berperang setelah fase pengembalian korban penculikan ini habis? Jadi jawaban saya tegas - ya," kata Netanyahu dalam postingan di platform media sosial X.
“Tidak mungkin kita tidak kembali berperang sampai akhir. Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah mendukungnya, tentara mendukungnya, rakyat mendukungnya – dan itu adalah apa yang akan kami lakukan," tambahnya Netanyahu, seperti dikutip dari The Jerusalem Post.
Sebelum PM Netanyahu mendeklarasikan perang lanjutan, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, sempat mengancam akan membubarkan parlemen pemerintah apabila Netanyahu berhenti melakukan invasi di Jalur Gaza.
Senada dengan Ben-Gvir, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga turut mengutarakan kecaman serupa dimana pihaknya akan menarik diri dari pemerintahan apabila PM Netanyahu kembali memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga melontarkan komentar serupa. Gallant mengatakan tengah mempersiapkan Pasukan IDF (Israel Defense Force) untuk membebaskan para sandera Hamas ketika gencatan senjata berakhir.
“Israel akan mengambil segala tindakan yang mungkin dilakukan untuk membebaskan para sandera Hamas. Pasukan IDF (Israel Defense Force) di udara, darat, dan laut siap segera melanjutkan operasi (militer)," papar Gallant.
Meski keputusan Netanyahu untuk melanjutkan perang telah bulat, namun upaya untuk kembali memperpanjang gencatan senjata terus dilakukan sejumlah pihak. Termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken yang dilaporkan tiba di Tel Aviv demi membahas perpanjangan gencatan senjata sementara dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Baca juga: Teka-teki Perang Darat Tentara Israel di Gaza Pasca-Gencatan Senjata, Pantai Titik Terlemah Hamas
Israel Serang Jenin di Tepi Barat Gaza
Sementara itu di hari terakhir jeda kemanusian, pasukan Israel mulai melanggar perjanjian gencatan senjata, menyerbu Tepi Barat utara dan melakukan penyerangan pada warga Palestina yang berada di Kamp Jenin, Jericho, dan Beitunia.
Imbas serangan skala besar itu, dua anak Palestina dinyatakan tewas karena terkena tembakan peluru pasukan Israel. Adapun kedua anak itu ditembak Israel secara langsung saat mereka berada di lingkungan Al-Basateen. Parahnya setelah menembak mereka, Israel mencegah warga dan paramedis untuk menjangkau mereka, dikutip dari Al Jazeera.
“Adam al-Ghul yang berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa berusia 15 tahun, terbunuh oleh peluru dari penjajah Israel pada Rabu (29/11/2023) waktu setempat." ujar Kementerian Kesehatan Palestina.
Tak hanya melakukan serangan, Israel juga turut mengirimkan buldoser untuk menghancurkan sejumlah infrastruktur seperti jaringan listrik dan air, saluran pembuangan air, saluran pembuangan dan jalanan di lingkungan Al-Damj dan Al-Samran.