Doktrin Tentara Israel Bunuh Kawan Sendiri Berlaku Saat Perangi Hamas, Apa Itu Protokol Hannibal?
Protokol Hannibal atau petunjuk Hannibal menjadi kontroversi bagi tentara Israel saat berperang menghadapi musuhnya.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Protokol Hannibal atau petunjuk Hannibal menjadi kontroversi bagi tentara Israel saat berperang menghadapi musuhnya.
Protokol ini berupa tugas untuk tentara Israel dihalalkan menembak warga atau tentaranya sendiri untuk menghindari mereka menjadi sandera.
Kebijakan tersebut dilakukan kembali ketika negara Yahudi itu membombardir Gaza tanpa pandang bulu yang menyebabkan lebih dari 15.000 orang tewas menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Baca juga: Israel Mau Gebuk Qatar yang Sudah Bantu Pembebasan Sandera, Zarka: Mereka Dukung Hamas!
Dikutip dari Al Jazeera, Israel terakhir kali menerapkan doktrin tersebut pada tahun 2014 selama perang di Gaza pada tahun itu, menurut rekaman audio militer yang bocor, meskipun tentara membantah telah menggunakan doktrin tersebut.
Lusinan warga Palestina tewas dalam pemboman Israel yang terjadi setelahnya, memicu tuduhan kejahatan perang terhadap tentara Israel.
Protokol Hannibal kemudian ditangguhkan pada 2016.
Yehuda Shaul (41), veteran tentara Israel menyebutkan bahwa protokol Hannibal memang sempat diterapkan.
Saat bertugas di perbatasan dengan Lebanon, Shaul pertama kali diberitahu tentang Petunjuk Hannibal, sebuah kebijakan militer kontroversial Israel yang bertujuan untuk mencegah penangkapan tentara Israel oleh pasukan musuh dengan cara apa pun.
Namun bagi Shaul, Petunjuk Hannibal masuk akal sebagai seorang prajurit perang.
Diterapkan Saat Hadapi Hamas
Meski telah ditangguhkan, protokol Hannibal diyakini kembali diterapkan saat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan pembalasan selanjutnya.
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan tanggapan udara militer terhadap serangan Hamas di festival tersebut.
“Pasukan penyusup telah diinstruksikan dalam beberapa hari terakhir untuk berjalan perlahan ke dalam komunitas dan posisi, atau di dalam komunitas tersebut, dan jangan sekali-kali lari, untuk membuat pilot mengira mereka berurusan dengan orang Israel. Penipuan ini berhasil untuk sementara waktu, sampai pilot Apache menyadari bahwa mereka harus melewati semua batasan".
“Ketika pilot menyadari sulitnya membedakan antara teroris dan Israel, beberapa pilot memutuskan secara mandiri sekitar pukul 9 pagi untuk menggunakan artileri melawan teroris tanpa mendapat izin dari atasan mereka,” kata harian berbahasa Ibrani tersebut.
Baca juga: Netanyahu Ungkap 3 Tujuan Perang, Salah Satunya Menumpas Hamas
Sementara perwira penerbang Israel, Letkol Nof Erez mengatakan Israel memberlakukan Protokol Hannibal dalam serangan balasan Israel ke jalur Gaza.