Cerita Husein Gaza: Hantaman Roket-roket Israel ke Wilayah Palestina Timbulkan Gempa 3,6 SR
Husein yang tinggal di Gaza sejak Januari 2011 ini mengatakan, roket-roket Israel yang menargetkan wilayah Gaza bukan hanya meledakkan bangunan, tapi
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Lembaga Kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH), Muhammad Husein alias Husein Gaza menceritakan bagaimana mencekamnya situasi di Gaza ketika wilayah Palestina tersebut dibombardir oleh pasukan tentara Israel sejak 7 Oktober 2023.
Husein yang tinggal di Gaza sejak Januari 2011 ini mengatakan, roket-roket Israel yang menargetkan wilayah Gaza bukan hanya meledakkan bangunan, tapi hantamannya juga menghasilkan guncangan tektonik mencapai 3,6 skala Richter.
"Jadi, ledakan ini luar biasa ini kan selain menghasilkan ledakan yang sangat masif jadi satu roket itu selain memiliki daya ledak dan hancur sangat tinggi juga kelebihannya itu bisa menghasilkan guncangan tektonik sebesar 3,6 skala Richter," kata Husein dalam wawancara bersama Tribun Network di Studio Tribun Network, Komplek Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).
Guncangan yang dihasilkan oleh hantaman roket Israel tersebut juga membuat psikologis warga Palestina, termasuk dirinya yang tinggal di sana alami ketakutan.
Selama 12 tahun tinggal di Gaza, Palestina, Husein praktis sudah mengalami banyak konflik yang melibatkan tentara Israel dan Hamas. Peperangan Israel dengan Hamas juga bukan pengalaman pertamanya.
Namun kejadian perang yang meletus pada 7 Oktober dan berlangsung sampai sekarang ini, menurutnya merupakan agresi militer terbesar yang dilakukan negeri Zionis.
Baca juga: IDF Terus Serang Gaza, Al-Qudra: Israel Sengaja Targetkan Rumah Sakit agar Tidak Berfungsi Lagi
Ia bercerita pada tahun 2012, dirinya juga merasakan langsung gempuran Zionis selama 8 hari di Palestina. Otoritas Israel menamakan gempuran ini sebagai 'Killer of Cloud'.
Kemudian pada 2014, Gaza kembali diserang selama 51 hari. Pada tahun 2020 serangan serupa juga terjadi selama 14 hari. Teranyar, serangan Israel yang meratakan bangunan di Gaza sejak 7 Oktober hingga sekarang.
"Bagaimana kondisinya itu nggak bisa digambarkan dengan kata-kata, saya hanya bisa menggambarkan bagaimana kengerian suasananya bombardir yang hampir tidak terhingga dari pagi siang sore," ungkap Husein.