Spa, Pijat, hingga Bak Berendam, Tentara Israel Dapat Fasilitas Mantap di Gaza
Fasilitas hiburan kelas satu buat IDF menggambarkan kontras yang tajam dengan pemandangan krisis kemanusiaan di perbatasan Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dari Spa, Pijat, hingga Bak Berendam, Tentara Israel Dapat Fasilitas Kelas Satu Buat Karyawan Perang di Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Jika Gaza adalah pabrik dan produksi terbesarnya adalah genosida serta kehancuran total, maka Israel memberi fasilitas kelas satu bagi para karyawan perang mereka, IDF, agar lebih semangat bekerja.
Hal itu tergambar dari sebuah video yang diunggah ke media sosial TikTok, menunjukkan sebuah 'kompleks hiburan' yang ditujukan bagi Tentara Israel sepulang 'shift' tugas di Gaza.
Komplesk hiburan ini, dilansir BI, baru dibuka pada pekan lalu.
Letaknya berada di sekitar perbatasan Gaza dan Israel.
Baca juga: Kesaksian Saat Pertukaran Tawanan di Gaza: Hamas Benar-benar Tidak Bisa Dibunuh Israel
Video yang diunggah Shita Hakdosha tersebut menunjukkan tentara berseragam IDF menikmati konser, pijat di kursi, bermain video game, dan menikmati prasmanan lengkap setelah kembali dari operasi memerangi pejuang pembebasan Palestina, Hamas di Gaza.
"Para prajurit bekerja sangat keras. Di sini mereka dapat bersantai dan mendapatkan kembali energi yang dibutuhkan untuk memenangkan perang ini," kata seseorang di video TikTok tentang fasilitas rest and recreation (R&R) itu.
Rabbi Shai Graucher, yang tampil dalam video tersebut, mengatakan: "Kami memiliki semua yang mereka (tentara IDF) butuhkan."
Baca juga: Ungkap Kelemahan Besar Israel, Mayor Jenderal IDF: Pasukan Radwan Hizbullah Bisa Acak-acak Haifa
Kontras dengan Kehancuran Gaza
Gambar-gambar yang ditunjukkan video tersebut jelas menunjukkan kontras yang tajam dengan pemandangan di Gaza.
Di dalam Gaza, lebih dari dua juta warga sipil menghadapi waktu yang lama tanpa akses terhadap air bersih, listrik, atau bahan bakar akibat bombardemen dan perang darat yang dilakukan IDF selama hampir tujuh minggu.
Akun TikTok yang mengunggah video pusat hiburan buat karyawan perang IDF itu disebutkan terafiliasi dengan kampanye "Standing Together" (dalam bahasa Israel Chesed V'Rachamim).
Baca juga: IDF Klaim Temukan Cara Taklukkan Terowongan Hamas, Eks-Agen Shin Bet: Permainan akan Berbeda
Ini adalah program yang dijalankan Graucher, bertujuan menggalang dana lalu memberikan atensi terhadap para tentara IDF dan keluarga mereka.
"Kampanye tersebut bertujuan untuk memberikan kunjungan pribadi dan dukungan keuangan kepada keluarga korban (perang), kunjungan rumah sakit kepada tentara dan warga yang terluka, paket kebutuhan pokok dan mainan kepada keluarga, serta Tefillin dan barang keagamaan lainnya kepada tentara dan keluarga,” menurut pernyataan program tersebut dari keterangan di situs web mereka, dilansir BI.
Badan ini juga mengoordinasikan “kunjungan ke pangkalan militer, memberikan tentara perbekalan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka,” tambahnya.
Dikatakan bahwa mereka telah mengumpulkan lebih dari 4,6 juta dolar AS dari target sebesar 7,5 juta dolar AS.
Baca juga: Hadiri Jamuan Malam Solidaritas IDF, Mike Tyson Sumbang Bantuan ke Tentara Israel?
Siapa Rabbi Shai Graucher?
Rabbi Shai Graucher adalah putra penyanyi terkenal Yahudi Ortodoks Israel Oded David "Dedi" Graucher.
BI mengabarkan, seorang pengguna akun TikTok mengatakan kalau Dedi meninggal dua bulan lalu setelah berjuang melawan kanker.
Setelah bapaknya meninggal, Shai memutuskan untuk memperluas jangkauan programnya.
"Menurut situs kampanye tersebut, Chesed V'Rachamim telah mengumpulkan "harta karun yang sangat penting", yang telah disebarkan ke seluruh Israel, dari "pusat kota yang ramai hingga pos-pos terpencil," kata laporan BI.
Setidaknya sudah 56 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Gaza sejauh ini dari pengakuan IDF dan diduga banyak yang belum dipublikasikan.
Ratusan lain tentara IDF dilaporkan terluka.
Sekitar 300 orang tewas dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.
"IDF mengklaim telah membunuh 4.000 pejuang Hamas, ditambah 1.000 pada 7 Oktober, dari 25.000 angkatan bersenjata," menurut The Times of London.
Adapun koban sipil warga Palestina di Gaza sudah mencapai lebih dari 15 ribu orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
(oln/*/BI)