Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Diam-diam Ingin Ubah Gaza jika Israel Kalahkan Hamas, PLO Tolak Jadi Boneka

AS diam-diam berencana mengubah Jalur Gaza jika Israel berhasil mengalahkan Hamas. AS akan mengubah PLO sebelum diminta memerintah Jalur Gaza.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in AS Diam-diam Ingin Ubah Gaza jika Israel Kalahkan Hamas, PLO Tolak Jadi Boneka
MICHAEL CIAGLO / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP
PUEBLO, COLORADO - 29 NOVEMBER: Presiden AS Joe Biden berbicara tentang Bidenomics di CS Wind pada 29 November 2023 di Pueblo, Colorado. --- AS berencana mengubah Jalur Gaza jika Hamas kalah dalam pertempuran melawan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Presiden Joe Biden diam-diam menyusun rencana selama berminggu-minggu untuk mengubah Jalur Gaza.

Rencana ini disusun dengan skenario jika Israel berhasil mengalahkan kelompok bersenjata, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang berkuasa di Jalur Gaza.

AS membayangkan Otoritas Pembebasan Palestina (PLO), yang berkuasa di Tepi Barat, akan mengambil alih kepemimpinan di Jalur Gaza untuk menggantikan Hamas.

"Para pejabat di Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, dan lainnya telah memaparkan bagian-bagian strategi tersebut dalam berbagai dokumen posisi dan pertemuan antarlembaga sejak pertengahan Oktober," menurut dua pejabat AS, lapor POLITICO, Selasa (5/12/2023).

Dua narasumber tersebut adalah seorang pejabat Departemen Luar Negeri dan seorang pejabat pemerintah yang mengetahui diskusi tersebut, berbicara dengan syarat anonim.

Baca juga: Starbucks dan H&M Maroko Hengkang dari Maroko Buntut Kampanye Boikot Produk Pro-Israel

PLO Harus Diubah untuk Memerintah di Jalur Gaza

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, secara terbuka mengatakan struktur PLO dapat direvitalisasi untuk mengambil peran pemerintahan di Jalur Gaza.

Menurut AS, PLO dalam bentuknya saat ini tidak bisa memerintah Jalur Gaza, sehingga harus diubah.

BERITA REKOMENDASI

Tidak disebutkan apa yang dimaksud dengan revitalisasi PLO dan bagaimana itu dilakukan.

Namun, rencana yang disampaikan oleh Antony Blinken ditolak oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang tidak ingin PLO berkuasa di Jalur Gaza, dikutip dari The Guardian.

Sementara itu, AS tidak memiliki pilihan yang lebih baik selain menempatkan PLO di Jalur Gaza jika Hamas berhasil digulingkan.

Sebelumnya, Presiden PLO, Mahmoud Abbas menolak untuk menguasai Jalur Gaza melalui genosida yang dilakukan Israel di sana dan hanya menerima jalur diplomatik.

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor pers Otoritas Palestina (PPO) menunjukkan Presiden Palestina Mahmud Abbas (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, pada 31 Januari 2023.
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor pers Otoritas Palestina (PPO) menunjukkan Presiden Palestina Mahmud Abbas (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, pada 31 Januari 2023. (Thaer GHANAIM / PPO / AFP)

Baca juga: Israel Terus Gempur Gaza, Jaringan Internet dan Komunikasi Lumpuh Total

"Ini adalah pilihan yang paling memungkinkan. Kami terjebak," kata pejabat Departemen Luar Negeri, menggambarkan kebuntuan dalam diskusi itu.

“Ada preferensi kebijakan yang kuat bagi Otoritas Palestina untuk memainkan peran pemerintahan di Gaza, namun mereka mempunyai tantangan legitimasi dan kemampuan yang signifikan,” lanjutnya.

Menurut rencana ini, akan ada rekonstruksi di Jalur Gaza setelah pertempuran Israel dan Hamas berakhir.

AS berpendapat, kekuatan internasional dibutuhkan untuk menstabilkan Jalur Gaza setelah hancur pascaperang, termasuk perubahan PLO yang akan mengambil kekuasaan.

AS akan Berperan Lewat Koordinator Keamanan

WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas di Israel bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC.
WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas di Israel bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC. (SAMUEL CORUM / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP)

Baca juga: Israel Disebut Sengaja Bunuh Sipil di Gaza, AS: Kami Tak Melihat Ada Bukti

Bagian penting dari rencana itu adalah peningkatan keamanan dari AS kepada PLO di Jalur Gaza nantinya.

AS berharap dapat menciptakan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel secara damai.

Dalam rencananya, AS akan menempatkan koordinator keamanan di Jalur Gaza melalui Biro Narkotika Internasional dan Urusan Penegakan Hukum Departemen Luar Negeri AS.

Sebelumnya, AS juga menugaskan koordinator keamanannya untuk menasehati pasukan keamanan Palestina di masa lalu.

“Pada akhirnya, kami ingin memiliki struktur keamanan Palestina di Gaza pasca-konflik,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.

Hambatan

Meski demikian, semua rencana itu akan menghadapi banyak hambatan, termasuk kecurigaan Israel dan kritik dari negara-negara Arab.

Saat ini, yang masih menjadi kekhawatiran AS adalah ketidaktahuan akan seberapa besar kekuatan Hamas yang mungkin tetap ada di Jalur Gaza bahkan setelah perang berakhir.

"Yang belum diketahui adalah apa sebenarnya yang tersisa dari Hamas di Gaza," kata pejabat AS itu.

Meski jumlah anggota Hamas sedikit, namun akses persenjataan dan kemampuan tempur mereka telah diperhitungkan oleh negara lain yang memilih tidak terlibat perang.

Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 4 Desember 2023, menunjukkan sebuah tank Israel menembaki wilayah Palestina di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. Israel telah memperluas perang daratnya terhadap Hamas hingga ke selatan Gaza, kata para saksi mata pada tanggal 4 Desember, meskipun ada kekhawatiran global atas meningkatnya kematian warga sipil dan kekhawatiran konflik akan menyebar ke tempat lain di Timur Tengah.
Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 4 Desember 2023, menunjukkan sebuah tank Israel menembaki wilayah Palestina di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.500 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (5/12/2023), lebih dari 1,8 juta orang mengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas