Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jumlah Korban Tewas di Palestina 16.158 Orang, Operasi Darat Makin Intensif, IDF Kepung Rumah Sakit

Sebanyak 16.158 orang Palestina dilaporkan tewas dalam serangan Israel, terbagi menjadi, 15.899 orang di Gaza dan 259 lainnya di Tepi Barat.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Jumlah Korban Tewas di Palestina 16.158 Orang, Operasi Darat Makin Intensif,  IDF Kepung Rumah Sakit
Times of Israel/IDF
Pasukan IDF di Gaza utara mengklaim menemukan mulut terowongan Hamas yang menjadi persembunyian para pejuang Palestina tersebut selama melakukan perlawanan terhadap militer Israel. Foto selebaran ini dirilis IDF pada 23 November 2023. - Sebanyak 16.158 orang Palestina dilaporkan tewas dalam serangan Israel, terbagi menjadi, 15.899 orang di Gaza dan 259 lainnya di Tepi Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini update jumlah korban tewas di Palestina sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.

Operasi darat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) semakin intensif.

Israel meningkatkan serangan di Jalur Gaza, termasuk di dekat rumah sakit dan wilayah selatan yang terkepung.

Sebanyak 16.158 orang Palestina dilaporkan tewas dalam serangan Israel.

Terbagi menjadi, 15.899 orang di Gaza dan 259 lainnya di Tepi Barat yang diduduki.

Selengkapnya berikut ini jumlah korban terbaru berdasarkan data yang dihimpun pada Selasa (5/12/2023) pukul 06.00 waktu setempat.

Baca juga: Israel Terus Luncurkan Serangan di Gaza, WHO: 1 Anak Terbunuh Setiap 10 Menit

1. Gaza

BERITA TERKAIT

Tewas: 15.899 orang

Setidaknya termasuk: 6.600 anak dan 4.300 wanita

Terluka: Setidaknya 41.316

Setidaknya 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan

Hilang: 7.500 orang

2. Tepi Barat yang diduduki

Berdasarkan angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat adalah sebagai berikut:

Tewas: Setidaknya 259, termasuk setidaknya 61 anak

Terluka: 3.365 orang

Baca juga: Israel Ngebom Rumah di Deir Al-Balah Gaza Tengah, 34 Tewas Termasuk 6 Anak-anak

Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Gil Cohen-Magen/AFP melalui Getty Images)

3. Israel

Sementara Israel sejauh ini sudah merevisi jumlah korban tewas sampai tiga kali.

Pertama Israel melaporkan 1.405 orang tewas, lalu diupdate menjadi 1.200.

Dan terbaru, Israel mengumumkan bahwa 1.147 warga sipil tewas dan 8.730 lainnya terluka akibat serangan Hamas pada 7 Oktober.

Kehancuran di seluruh Gaza

Hingga Senin (4/12/2023), menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Palestina, serangan Israel setidaknya telah merusak:

- Lebih dari separuh rumah di Gaza – 300.000 unit tempat tinggal telah hancur atau rusak

- 339 fasilitas pendidikan rusak

- 26 dari 35 rumah sakit tidak berfungsi

- 87 ambulan rusak

- 167 tempat ibadah rusak

Baca juga: Eks-Kepala Divisi Intelijen Militer Israel: Kami Masih Jauh dari Kata Menang Lawan Hamas di Gaza

Seorang warga Palestina terpaksa membawa korban perang ke rumah sakit PRCS di Dir Alb-Balah, Gaza Selatan dengan menggunakan gerobak yang ditarik keledai.
Seorang warga Palestina terpaksa membawa korban perang ke rumah sakit PRCS di Dir Alb-Balah, Gaza Selatan dengan menggunakan gerobak yang ditarik keledai. (HO)

Tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi

Belum lama ini, tepatnya Jumat (1/12/2023), IDF menerbitkan peta online Jalur Gaza.

IDF membagi daerah kantong itu menjadi lebih dari 600 blok bernomor.

Mereka meminta warga sipil Gaza untuk mengidentifikasi blok tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal mereka dan mengungsi jika diperintahkan.

Namun selebaran yang dibagikan berisi perintah evakuasi tidak sesuai dengan peringatan online, sehingga membingungkan warga.

Selain itu, beberapa warga Gaza tidak tahu cara mengakses peta.

Seperti diketahui, warga Gaza kesulitan mendapat akses terhadap listrik atau internet sejak IDF melakukan blokade.

Baca juga: Kisah Keberanian Alma, Gadis Cilik yang Menolak Ditolong Duluan di Reruntuhan Berdarah Gaza

Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut.
Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut. (AFP)

Jurnalis terbunuh

Hingga Selasa (5/12/2023), setidaknya 63 jurnalis, sebagian besar warga Palestina, telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), 56 jurnalis Palestina telah terbunuh, serta tiga jurnalis Lebanon dan empat Israel.

1 anak terbunuh setiap 10 menit

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Richard Peeperkorn pada hari Selasa mengatakan rata-rata 1 anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza.

"Rata-rata satu anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza. Saya pikir kita sudah dekat dengan saat paling gelap dalam kemanusiaan," kata Richard Peeperkorn pada konferensi pers PBB di Jenewa, dikutip dari Anadolu.

Ia mengatakan lebih dari 60 persen dari jumlah korban yang tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.

“Kita berbicara tentang hampir 16.000 orang tewas, lebih dari 60 persen diantaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 42.000 orang terluka,” jelasnya.

Baca juga: Warga Gaza Angkut Pasien Perang Pakai Gerobak Keledai

Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, saat pertempuran antara Israel dan militan Hamas berlanjut pada 5 Desember 2023.
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, saat pertempuran antara Israel dan militan Hamas berlanjut pada 5 Desember 2023. (MAHMUD HAMS / AFP)

Oleh karena itu, ia mendesak adanya gencatan senjata lagi di Gaza.

"Kita membutuhkan gencatan senjata yang berkelanjutan," desaknya.

IDF kepung Khan Younis

Israel sudah menembus jantung Khan Younis di Gaza Selatan, Selasa (5/12/2023).

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melakukan pengepungan wilayah tersebut karena diyakini sebagai lokasi keberadaan beberapa pejabat tinggi Hamas, termasuk Yahya Sinwar.

Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengisyaratkan bahwa pasukannya "mendekati" persembunyian Yahya Sinwar, meski belum tahu batas waktu pasti untuk membunuh atau menangkapnya.

"Kami menyerang center of gravity Hamas, bahwa kami sering ditanya tentang kehancuran di Gaza, Hamas adalah alamatnya. Sinwar adalah alamatnya," kata Halevi dikutip Jerusalem Post.

"Siapa pun yang berpikir bahwa IDF tidak akan tahu bagaimana melanjutkan perang, adalah salah. Dan Hamas merasakan hal yang sama," lanjutnya.

Baca juga: Israel Intensifkan Serangan di Khan Younis, WHO: Situasi Memburuk dari Waktu ke Waktu

Asap besar membubung di cakrawala di atas kota Khan Yunis seperti yang terlihat dari kota Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 5 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Asap besar membubung di cakrawala di atas kota Khan Yunis seperti yang terlihat dari kota Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 5 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (KATA KHATIB/AFP)

IDF mengklaim sejumlah besar pejabat senior Hamas telah terbunuh dalam beberapa hari terakhir, selain selusin komandan batalion Hamas yang terbunuh selama dua bulan perang berlangsung.

Nasib sandera Hamas

Pertempuran sengit antara pasukan Israel dan kelompok milisi perlawanan Palestina, termasuk Hamas, kembali terjadi di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12/2023).

Wakil Kepala Biro Politik Hamas dan komandan Brigade Al Qassam, Saleh al-Arouri, mengatakan kalau gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan tahanan berakhir.

Dia menegaskan tidak akan ada lagi negosiasi sampai "perang berakhir."

Itu artinya, Hamas mengisyaratkan tidak akan ada lagi perundingan. Berakhirnya perang yang dimaksud, sampai satu di antara pihak yang bertikai mengalami kekalahan dan hancur.

Terkait sandera yang masih ditawan, Saleh al-Arouri menjelaskan, Hamas akan melepaskan secara 'cuma-cuma' tawanan asing (warga negara lain).

Sandera anak-anak dan perempuan, kata petinggi Hamas itu, juga akan dibebaskan karena bukan target mereka.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas